Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyebut efek kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke Indonesia sebesar 32% akan sangat minim, sehingga dinilai tidak akan mengganggu perekonomian dalam negeri apabila tarif tetap dikenakan.
Hal ini menurut Misbakhun karena proporsi ekspor Indonesia ke AS tergolong minim yakni US$ 26,4 miliar, begitu juga dengan kontribusinya ke pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang hanya sekitar 2,3%.
"Apa yang perlu kita khawatirkan dari tarif ini? Paling kalau (efeknya) bikin sakit cenut-cenut gitu, kepala pusing dan sebagainya. Tapi mengganggu," kata Misbakhun dalam acara Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5).
Baca Juga: Dampak Perang Dagang AS ke Ekonomi Indonesia: Ekspor Terancam, Rupiah Melemah
Meski begitu, Misbakhun tetap mengingatkan kepada semua pelaku pasar agar terbiasa dengan ketidakpastian selama era Donald Trump, terutama mengingat gaya kepemimpinan Trump.
Di sisi lain, Misbakhun menilai ekonomi Indonesia tercatat tumbuh di bawah 4,87% meski di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurutnya realisasi pertumbuhan ini tidak perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Pekan Penentuan: Negara-Negara Asia Bersiap Hadapi Dampak Tarif Resiprokal AS
"Enggak ada yang perlu kita khawatirkan. Kita masih tumbuh 4,87%. Itu masih yang terbaik di antara negara-negara G20. Walaupun enggak nomor 1, kita itu masih nomor 2. Artinya tidak pantas memberikan reaksi yang berlebihan, yang tidak perlu," tegasnya.
Selanjutnya: Program Prakerja Belum Dibuka, Ini Penjelasan Menko Perekonomian
Menarik Dibaca: Sayur Penurun Kolesterol Paling Cepat Apa Saja? Ini 8 Rekomendasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News