Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah surplus tipis US$ 69,9 juta pada bulan Mei, neraca dagang Juni kembali defisit US$ 305,1 juta. Namun, beberapa kalangan yakin kondisi neraca dagang akan berpotensi kembali surplus pada bulan Agustus.
Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan defisit neraca dagang yang terjadi pada bulan Juni adalah sesuatu yang temporer karena menjelang Lebaran. Periode menjelang Lebaran tahun lalu defisitnya sekitar US$ 286 juta.
Ke depannya, dirinya optimis neraca dagang bisa kembali surplus terutama pada bulan Agustus dan selanjutnya. Hal ini sebagai akibat ekspor mineral yang sudah kembali aktif. "Sejak Agustus sampai belakang nanti neraca dagang akan surplus," ujarnya ketika dijumpai di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (4/8).
Perhitungan pemerintah, hingga akhir tahun dengan kembali aktifnya ekspor mineral maka terdapat tambahan pemasukan US$ 5,3 miliar. Karena itu, bukan hanya soal neraca dagang yang akan surplus, Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun bisa susut menjadi US$ 23 miliar. Sebelumnya tanpa memperhitungkan ekspor mineral, pemerintah menghitung defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun berada pada kisaran US$ 26 miliar-US$ 27 miliar.
Asal tahu saja, hal senada juga disampaikan oleh Menteri koordinator Perekonomian Chairul Tanjung yang yakin betul jika Agustus neraca perdagangan bakal kembali surplus. Pria yang akrab disapa CT ini beralasan Agustus ekspor akan mengalami peningkatan karena perusahaan tambang sudah bisa mengekspor mineral dan batubara (minerba)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News