kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Material Daur Ulang Berkurang, Sirkular Ekonomi Bisa Terhambat, Perlu Upaya Bersama


Minggu, 22 Juni 2025 / 11:28 WIB
Material Daur Ulang Berkurang, Sirkular Ekonomi Bisa Terhambat, Perlu Upaya Bersama
ILUSTRASI. Foto utk feature polusi sampah dan sirkular ekonomi.foto/KONTAN/Anastasia Lilin


Reporter: Ahmad Febrian, Muhammad Alief Andri | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Laporan Circularity Gap Report (CGR) 2025 pada Mei lalu menyebutkan, hanya 6,9% dari total 106 miliar ton material yang digunakan setiap tahun berasal dari sumber daur ulang. Pencapaian itu turun dari 9,1% pada tahun 2015.

Deloitte Global bersama Circle Economy mengingatkan, penurunan tingkat sirkularitas global bisa berdampak serius terhadap ketahanan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia

Laporan tersebut menunjukkan, konsumsi material global tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan populasi. Sementara sistem daur ulang belum mampu menanganinya. Hal ini menyebabkan lebih dari 90% material berakhir sebagai limbah atau emisi.

Bagi Indonesia, kondisi ini bisa memperbesar risiko krisis lingkungan dan tekanan terhadap sumber daya alam yang kian terbatas.

Baca Juga: Dari Sampah Jadi Emas, Antam Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Program CSR

Maka, banyak pihak berupaya mendukung perekonomian sirkular, terutama dari sampah. Saat ini sampah plastik masih menjadi kontribusi kedua terbesar di DKI Jakarta.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024 menunjukkan, sampah plastik menduduki peringkat kedua tertinggi di DKI Jakarta dengan persentase 22,95%.

Setiap hari Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi menerima  sekitar 7.200 - 7.500 ton sampah dari wilayah DKI Jakarta.

Rumah tangga dan pasar tercatat sebagai peyumbang sampah terbesar, masing-masing sebesar 53,74% dan 14,48%. Fakta ini menunjukkan, upaya pengelolaan sampah, khususnya plastik, perlu dimulai dari sumber-sumber utama tersebut. 

Baca Juga: Material Terbuang, Daur Ulang Mandek: Ini Imbasnya bagi Ekonomi Indonesia

Maka, Save the Children Indonesia bersama Hyundai Motor Company menginisiasi program ekonomi sirkular yang bertujuan untuk meningkatkan praktik pemilahan dan daur ulang sampah plastik di Jakarta.

Sejak November 2022, Save the Children Indonesia telah memasang 89 dropbox di 20 sekolah, 4 RPTRA, serta area publik. Seperti perumahan, tempat makan, dan area olahraga untuk mendorong kebiasaan memilah sampah dari rumah tangga.

Selain itu program ini juga telah berhasil mencegah 19 ton atau setara 1.01 juta botol plastik dan mengolah  plastik menjadi produk upcycling, seperti boneka dan T-Shirt.

Melalui kerjasama dengan Plastic Pay, program ini juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di DKI Jakarta sebesar Rp 57 juta. Sampah plastik yang dikumpulkan melalui dropbox akan dikonversi menjadi poin, yang kemudian dapat ditukarkan menjadi saldo uang digital oleh masyarakat.

Baca Juga: Upaya Waste4Change Kurangi Sampah TPA dan Dukung Ekonomi Sirkular

Tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, program ini juga menekankan pentingnya edukasi publik.  Penggunaan plastik berlebih menimbulkan polusi yang dapat menjadi ancaman nyata bagi lingkungan tempat anak tumbuh, belajar, dan bermimpi.

Anak-anak dan orang muda bukan hanya korban dari dampak lingkungan yang dirusak oleh manusia itu sendiri, tetapi mereka juga bagian dari solusi.

"Melalui pendekatan partisipatif dan edukatif, kami ingin memastikan, mereka memiliki ruang berkontribusi. Suara mereka didengar dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan," jelas Leonard Benny Johan, Program Manager Ekonomi Sirkular, Save the Children Indonesia, dalam rilis ke Kontan.co.id, Sabtu (21/6).

Selanjutnya: Ini Alasan Pemerintah Tak Batasi Lagi Kuota Impor Sapi

Menarik Dibaca: Kenapa Bunga Lili Perdamaian Tak Kunjung Mekar? Ini 5 Penyebab dan Solusinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×