kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Masyarakat Rem Konsumsi Karena Inflasi Naik, Pertumbuhan Ekonomi Melambat


Selasa, 28 Februari 2023 / 15:29 WIB
Masyarakat Rem Konsumsi Karena Inflasi Naik, Pertumbuhan Ekonomi Melambat
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada tahun 2023. Ekonom DBS Group Research Radhika Rao memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sekitar 5% yoy, atau lebih rendah dari capaian tahun 2022 yang sebesar 5,31% yoy.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada tahun 2023. Ekonom DBS Group Research Radhika Rao memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sekitar 5% yoy, atau lebih rendah dari capaian tahun 2022 yang sebesar 5,31% yoy.

Pelambatan ini ini seiring dengan peluang konsumsi rumah tangga yang melambat karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyundut inflasi.

"Biasanya, saat harga BBM dan inflasi naik, akan menyebabkan penurunan konsumsi dengan jeda sekitar enam bulan," ujar Rao dalam hasil riset DBS edisi Februari 2023.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Revisi Aturan DHE Tidak Rugikan Para Eksportir

Ini dengan menilik peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia. Pada tahun 2013 hingga 2015, terjaid ekanikan tajam harga BBM dan meroketnya inflasi.

Kondisi tersebut juga menyebabkan penurunan konsumsi rumah tangga sekitar enam bulan ke depannya.

Meski memang capaian inflasi pada tahun 2022 tak setinggi yang diperkirakan, tetapi DBS masih melihat kekhawatiran masyarakat akan peningkatan harga barang dan jasa ke depan.

Terlebih, masyarakat sudah pernah mengalami kenaikan pengeluaran pada semester II-2022 akibat kenaikan inflasi.

"Setengah dari responden kami mengatakan, kenaikan inflasi pada September 2022 dan Oktober 222 menambah pegeluaran mereka sebanyak lebih dari 10%," tambah Rao.

Dengan kondisi ini, mayoritas responden DBS masih meyakini tren inflasi akan berlangsung selama enam bulan ke depan.

Nah, inilah yang akhirnya menyebabkan masyarakat menyesuaikan pegeluaran mereka dengan lebih banyak menabung dan berimbas pada melambatnya roda konsumsi rumah tangga.

Baca Juga: Antisipasi Ketidakpastian Ekonomi, Pemerintah Siapkan 5% Anggaran untuk Pencadangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×