Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lebih lanjut Fikri bilang, kepercayaan investor bisa dilihat dari hasil lelang surat utang negara (SUN) yang digelar hari ini.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, SUN seri FR088, yang memiliki tenor 15 tahun, menjadi seri yang paling banyak dimenangkan yakni senilai Rp 12,7 triliun.
“SBN dengan tenor lima belas tahun masih laku padahal tenor panjang risikonya lebih tinggi, artinya secara jangka panjang investor masih melihat ekonomi Indonesia punya prospek yang bagus. Ke depan risiko utang harus tetap dijaga oleh pemerintah lebih prudent” ujar Fikri.
Sementara itu, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengungkapkan, dari lelang SUN perdana di tahun ini sudah menunjukkan demand investor yang terlihat cukup solid. Ini tercermin dari penawaran yang masuk sebesar Rp 97,2 triliun dengan bids to cover ratio sebesar 2,3 kali.
Baca Juga: Kuartal I-2021, pemerintah akan tarik utang Rp 342 triliun lewat penerbitan SBN
Asal tahu saja, jika dibandingkan dengan nilai total penawaran pada lelang SUN pertama di tahun 2020, terdapat kenaikan demand sebesar 19,2%.
Deni menyebut, komposisi investor asing yang berpartisipasi pada lelang hari ini juga meningkat, yaitu sebesar 11,5% dari total penawaran. Partisipasi asing ini naik signifikan apabila dibandingkan dengan komposisi asing pada lelang SUN terakhir di Desember 2020 yang hanya 5,9%.
Di lelang kali ini, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 41 triliun yang akan digunakan untuk belanja pemulihan ekonomi.
“Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” pungkas Deni.
Selanjutnya: Terbitkan surat utang lagi, ratio utang terhadap PDB bisa terbang ke level 41,8%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News