kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk bursa menteri, Eva tunggu dipanggil Megawati


Rabu, 22 Oktober 2014 / 07:59 WIB
Masuk bursa menteri, Eva tunggu dipanggil Megawati


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Politikus PDI-Perjuangan Eva Kusuma Sundari masuk dalam bursa calon menteri pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Meski begitu, Eva mengaku belum diminta secara resmi untuk mengisi posisi di kabinet.

"Oh belum, saya tunggu dipanggil ketua umum (PDI-P)" kata Eva di sela-sela acara syukuran di rumah dinas Jusuf Kalla, Selasa (21/10) malam.

Menurut Eva, sebagai politikus PDI-Perjuangan, dia harus mentaati aturan internal partai. Menurut aturan, tawaran menteri disampaikan melalui Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

Eva pun mengaku siap jika ditugaskan Mega untuk menjadi menteri kabinet Jokowi-Kalla. "Saya melihatnya sebagai penugasan, bukan penawaran. Aku enggak bisa milih, karena bagiku itu telah mempertimbangkan kompetensi," ucap dia.

Hingga Selasa malam, menurut Eva, Jokowi dan JK masih mematangkan susunan kabinet. Jokowi-Kalla masih mempertimbangkan masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan.

Jokowi dikabarkan menyodorkan 43 nama, dari jumlah itu Jokowi akan memutuskan 33 orang masuk menjadi anggota kabinetnya. Berdasarkan informasi di Harian Kompas edisi Senin (20/10/2014), sebagian nama-nama tersebut diduga terdiri dari politisi PDI-P, seperti Puan Maharani, Tjahjo Kumolo, Pramono Anung, Eva Kusuma Sundari, dan Hasto Kristiyanto.

Nama lainnya adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman, mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Husein, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, Direktur Utama Pelindo II RJ Lino, dan mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.

Tak hanya itu, ada juga nama mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Inspektur Jenderal Syafruddin, dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×