Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski harga barang atau Indeks Harga Konsumen (IHK) secara umum mencatat deflasi pada bulan Agustus 2023, harga beras justru terus merangkak naik.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi beras pada bulan Agustus 2023 sebesar 1,43% mom, atau dalam tahun ini merupakan yang tertinggi sejak inflasi 2,63% mom pada Februari 2023.
Pun bila dibandingkan dengan Agustus 2022, harga beras meningkat 13,76% yoy. Merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015 yang pada waktu itu mencatat inflasi 13,44% yoy.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebutkan sejumlah penyebab kenaikan beras selama beberapa waktu terakhir.
Ia menyebut, salah satu penyebab kenaikan harga beras adalah produksi beras yang menurun karena telah lewat masa panen.
"Jumlah produksi beras terus berkurang, karena memang sudah melewati masa panen di bulan Juli 2023 lalu," terang Pudji saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Jumat (1/9).
Baca Juga: Jokowi Minta Waspadai Kenaikan Harga Beras
Pudji menambahkan, harga beras naik yang bahkan sudah terdeteksi di tingkat produsen, ada kenaikan harga gabah baik gabah kering panen dan gabah kering giling.
Dengan kondisi tersebut, ada persaingan penawaran harga oleh pembeli gabah, baik kepada petani maupun di tingkat penggilingan.
Nah, kenaikan harga beras ini kemudian menghambat laju deflasi lebih dalam, karena memberikan andil pada inflasi sebesar 0,05%. Cukup besar untuk kontribusi suatu komoditas.
Dengan perkembangan tersebut, selama delapan bulan berjalan 2023, beras mengalami kenaikan harga sebesar 7,99% year to date (ytd).
Sebagian besar kota di Indonesia pun mencatat kenaikan harga beras. Setidaknya 86 kota dari 90 kota IHK terpantau mengalami kenaikan harga beras.
Baca Juga: Harga Beras Naik di Agustus 2023, Tertinggi Sejak Februari 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News