kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Marty: Pemberlakuan hukum pancung tak hanya untuk Indonesia


Senin, 20 Juni 2011 / 12:00 WIB
ILUSTRASI. Pengguna ponsel membuka aplikasi Gojek. Di dalam aplikasi tersebut ada GoPay. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang mendapatkan hukuman pancung di Arab Saudii. Buktinya, lanjutnya, negara India dan Nigeria pun juga pernah mendapat eksekusi mati.

Lebih lanjut ia menguraikan, kesemua negara, sama-sama tidak mendapat pemberitahuan sebelum eksekusi.

"Kita tekankan pula bahwa masalah ini bukan pertama kali terjadi. Bukan hanya kepada Indonesia saja, melainkan juga menimpa negara lain. Jadi ada benang merah yang bisa diidentifikasi mencari masalah-masalah ini," ujar Marty sebelum memasuki Komisi I, Senin (20/6).

Tak hanya itu, Marty mengaku jika sistem hukum di Arab Saudi memang tidak pernah memberitahukan informasi eksekusi terlebih dahulu kepada pihak terkait. "Memang sifat pengadilan Arab Saudi seperti ini. Eksekusi dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu," tutupnya.

Di lain sisi, Marty juga mengaku tengah mengupayakan pemulangan jenazah Ruyati.

Sekadar informasi, Ruyati ditetapkan mendapat hukuman mati oleh pengadilan Arab Saudi karena telah membunuh majikan pada 12 Januari 2010. Pada Sabtu (18/6) kemaren Ruyati pun telah menjalani hukuman pancungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×