Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa dirinya bakal akan terus meneliti tingkah laku investor guna memenuhi pembiayaan. Hal ini lantaran lelang lima seri surat utang negara (SUN) yang sepi peminat Selasa (8/5) lalu.
Rendahnya penawaran dari para investor itu seiring dengan kondisi pasar obligasi yang kurang baik karena adanya sentimen negatif terutama dari global. Di sisi lain, pergerakan imbal hasil pun cenderung lebih tinggi yang menandakan preferensi risiko pasar di mata pelaku pasar telah meningkat.
Oleh karena itu, Sri Mulyani bilang, dari sisi imbal hasil atau yield, pihaknya bakal menjaga struktur ekonomi nasional lebih kuat agar memberikan dampak baik pada investor. Adapun, ia akan mempelajari minat investor.
"Kami akan terus perhatikan secara detail, mereka yang menjadi bond holder jangka panjang, dan mereka yang akan mencoba mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek di situasi sekarang ini," kata Sri Mulyani di Kompleks Kantor Kemkeu, Rabu (9/5).
Pemerintah melakukan hal ini untuk melihat situasi sebenarnya yang dihadapi serta penyesuaian yang bisa dilakukan. Dalam lelang SUN, menurut Sri Mulyani, market berada dalam situasi yang tidak rasional. Artinya, dalam hal ini, investor mematok imbal hasil atau yield yang sangat tinggi.
“Tidak rasional dalam arti mereka minta rate yang sangat ekstrem tinggi yang tidak bisa dijustifikasi dari fundamental plus appetite risk yang tidak kami akomodasi,” jelasnya.
Adapun, selanjutnya pemerintah tidak mengubah jadwal penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), “Kami sudah punya jadwal auction, tapi kami akan terus melihat kondisi market secara pragmatis saja," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan, penerbitan obligasi valas harus mencari waktu yang tepat, yaitu saat kondisi pasar stabil. Oleh karena itu, Suahasil memastikan pemerintah tak akan menerbitkan obligasi valas dalam waktu dekat.
"Pastinya kami akan menghindari mengeluarkan bond. Kayaknya enggak ada yang dalam jangka waktu dekat," kata Suahasil.
Meski begitu, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, kenaikan imbal hasil US Treasury tidak berdampak pada rencana penerbitan obligasi global yang sudah direncanakan oleh pemerintah.
“Tidak ditunda, obligasi global kita yang masuk dalam rencana tinggal denominasi yen. Masih direncanakan eksekusi di semester I-2018,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News