kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mahfud MD: Indonesia satu-satunya negara besar di Asia yang tidak punya kasus corona


Jumat, 07 Februari 2020 / 16:57 WIB
Mahfud MD: Indonesia satu-satunya negara besar di Asia yang tidak punya kasus corona
ILUSTRASI. Warga menggunakan masker saat penyuluhan tentang virus Korona di Jakarta, Rabu (5/2). Mahfud MD pastikan belum ada kasus corona di Indonesia meski sudah menjangkiti sejumlah negara lain. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/05/02/2020


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memastikan belum ada kasus corona di Indonesia. Virus corona yang tengah mewabah di dunia telah dideteksi di sejumlah negara. 

Namun hingga saat ini dipastikan Mahfud belum ada positif virus corona di Indonesia. "Sampai saat ini Indonesia itu adalah satu-satunya negara besar di Asia yang tidak punya kasus corona," ujar Mahfud di kantornya, Jumat (7/2).

Baca Juga: Virus corona mencemaskan, arus modal asing kabur Rp 11 triliun dalam sepekan terakhir

Hal itu ditegaskan Mahfud meski pun ada WNI yang tengah diobservasi di Natuna. Sebanyak 243 WNI yang dievakuasi dari Hubei, China saat ini masih menjalani observasi.

Observasi tersebut merupakan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mengingat WNI tersebut dievakuasi dari lokasi pusat penyebaran virus corona, mereka akan menjalani observasi selama 14 hari.

"Orang yang pulang itu sebaiknya diobservasi selama 14 hari, yang di Natuna itu adalah orang sehat semua," terang Mahfud.

Baca Juga: Memasuki hari keenam observasi, Kemenkes: 238 WNI di Natuna dalam keadaan sehat

Setelah 14 hari pemerintah akan melakukan skema pemulangan WNI tersebut ke daerah asal. Oleh karena itu kesehatan WNI terus dipantau oleh Menteri Kesehatan.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga menegaskan akan melakukan penyuluhan di daerah WNI yang sedang diobservasi. Termasuk dengan sosialisasi kepada unit kesehatan hingga masyarakat.

"Sosialisasilah ke daerah, orang tuanya, ke tetangganya, ke pemerintah daerah jangan nanti di daerahnya malah dini, ga boleh," jelas Terawan.

Baca Juga: Jalani observasi, KSP: WNI di Natuna dapat Rp 100.000 per orang untuk satu kali makan

Sebelumnya 243 WNI itu tiba di Indonesia pada Minggu (2/2) lalu. Selain 243 orang dari Hubei, ada pula 112 petugas yang membantu di Natuna yang sekaligus juga diobservasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×