kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mahalnya harga cabai karena kebanyakan broker


Kamis, 03 November 2016 / 10:16 WIB
Mahalnya harga cabai karena kebanyakan broker


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kenaikan harga cabai yang cukup tinggi tidak dinikmati petani. Rantai pasok yang cukup panjang, antara delapan broker-10 broker atau pedagang perantara hingga ke pasar jadi sebab.

Stephanie Jesselyn, Pendiri situs pemasar komoditas Eragano mengatakan, harga cabai di petani rata-rata hanya sepersepuluh dari harga cabai di pasar. Artinya, jika harga cabai di pasaran Rp 60.000 per kilogram (kg) berarti harga cabai di tingkat petani hanya sekitar Rp 6.000 per kg. "Ada bandar yang mengambil untung sangat besar. Harga beli mereka ke petani sepersepuluhnya," ujarnya, Rabu (2/11).

Itu sebabnya, Eragano terus mendorong para petani agar memiliki akses ke pasar induk untuk menjual produk mereka sendiri. Dengan demikian,  kenaikan harga cabai yang terjadi di pasaran saat ini, ikut dinikmati petani.

Selain itu, masuknya petani ke pasar secara langsung ke pasar bisa membuat harga cabai dan produk hortikultura lainnya bisa turun atau hanya seperempat dari harga pasar yang ada saat ini.

Jika saat ini harga cabai rawit merah Rp 40.000 per kg di pasar, maka harga di tingkat petani sekitar Rp 10.000. Dan kalau harga cabai merah keriting di pasar Rp 60.000 per kg, maka harga di tingkat petani bisa Rp 15.000 per kg.

Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menyebutkan, mahalnya harga cabai di pasar saat ini juga membuat pedagang khawatir. Sebab konsumen mengurangi pembelian cabai, namun pedagang tetap membeli cabai dengan harga tinggi. "Harga cabai yang tinggi ini membuat kami sulit menjual," ujarnya.

Apalagi komoditas cabai merupakan produk yang sulit untuk disimpan, sehingga risiko yang ditanggung pedagang bila cabai dagangan mereka tidak cepat terserap menjadi sangat tinggi.

Abdullah  juga mengakui saat ini harga cabai sudah di luar batas kewajaran. Untuk  itu, ia mendorong Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan penyelidikan apakah ada yang salah dengan rantai pasok produk komoditas ini.

Menurut Abdullah, kemungkinan ada broker yang memborong cabai dari petani dan kemudian menjualnya dengan harga tinggi. "KPPU harus menjadi motor untuk mengusut apakah ada pihak yang mengambil untung," ujarnya.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf  mengatakan, pihaknya bakal mengusut apakah ada permainan kartel dalam pengadaan produk pangan ini. "Cabai termasuk komoditas yang kami monitor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×