kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

LPS Ungkap Penyebab Ekonomi RI Sulit Tumbuh 6% Dalam 10 Tahun Terakhir


Kamis, 29 Februari 2024 / 14:53 WIB
LPS Ungkap Penyebab Ekonomi RI Sulit Tumbuh 6% Dalam 10 Tahun Terakhir
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sulit menembus angka 6%. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sulit menembus angka 6%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir mentok di kisaran 5%-an.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudi Sadewa mengaku heran, padahal pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat mudah untuk mencapai 6%an.

“Padahal pak Jokowi bangun infrastruktur di mana-mana, dengan hitungan apapun harusnya perkembangan kita lebih cepat. Saya lihat data-data lagi, saya periksa laju pertumbuhan kredit 10 tahun lalu hampir 200% lebih, sekarang rata-rata 7%,” tutur Purbaya dalam Indonesia Economic Outlook 2024, Kamis (29/1).

Alhasil kata Purbaya, pemerintah hanya membangun ekonomi sendirian, tanpa mendorong sektor syariah, perbankan, swasta dan lainnya.

Baca Juga: Bank Indonesia: Optimisme Ekonomi akan Kembali Terdorong Pasca Pemilu

“Tapi itu salah kebijakan pemerintah sendiri, pemerintah kerja sendirian. Tidak bisa begini. Tapi mengubah itu, tidak terlalu mudah. Ini paradigma para pengambil kebijakan moneter itu berlaku juga bagi LPS dan BI,” ungkapnya.

Maka dari itu, Ia memperkirakan jika pemerintah melibatkan sektor-sektor tersebut maka pertumbuhan ekonomi bisa melaju kencang hingga 6% an.

Purbaya juga menilai ada keganjilan pada belanja pemerintah yang jor-joran, namun di akhir tahun tetap saja tersisa besar.

“Di akhir tahun masih saja tidak terpakai mungkin Rp 600 juta sampai Rp 700 juta setiap tahun selama 5 tahun terakhir. Itu mungkin agak susah, birokrasi kita perlu naikkan SDM, kalau diperbaiki ya ekonomi (tumbuh) 6%-7% gampang,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×