kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LPEM FEB UI menilai BI perlu menahan suku bunga kebijakan di 5,75%


Rabu, 21 Agustus 2019 / 22:07 WIB
LPEM FEB UI menilai BI perlu menahan suku bunga kebijakan di 5,75%
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

CAD Indonesia juga melebar sebesar 3% pada Q2-2019. Hal ini disebabkan penurunan harga komoditas, terutama kelapa sawit, yang menyebabkan kinerja ekspor menurun. Oleh karena itu, LPEM melihat bahwa CAD pada tahun 2019 bisa di atas 2,5%.

Oleh karena itu, LPEM UI melihat BI tidak perlu menurunkan suku bunga untuk menyelamatkan sektor ini karena reformasi struktural di sektor manufaktur dan perdagangan tidak mungkin memberikan hasil dalam jangka pendek.

Bisa diganti dengan menekan jumlah prosedur dan biaya yang ditubuhkan dalam memulai bisnis. Selain itu, yang harus dilakukan adalah dengan memotong secara signifikan waktu dan biaya untuk ekspor.

Baca Juga: Tutup pendanaan US$ 75 juta, East Ventures terus investasi ke startup Asia Tenggara

Ketiga, adalah soal aliran modal yang terus meningkat. Inversi dari yield curve Amerika Serikat seolah menjadi indikasi bahwa krisis ekonomi Amerika akan terjadi di sekitar pertengahan tahun depan, apalagi dengan melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari IMF yang hanya sebesar 3,5% (yoy).

Selain itu ada juga perbedaan ekspektasi pertumbuhan PDB dibanding negara-negara maju yang akan mendorong aliran modal untuk masuk ke Indonesia. "Kami melihat bahwa tren aliran modal masuk portofolio, sejak Q4-2018 dan akan terus berlanjut, walau nanti akan ada penurunan," kata LPEM UI.

Sejak Q4-2018, investasi modal portofolio mendapat aliran modal masuk sebesar US$ 13 miliar. Rata-rata imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun terakhir hingga bulan lalu mencapai 7,3%. Sementara setahun terakhir hingga bulan lalu mencapai 6,2%.

Baca Juga: Harga nikel terkerek berkat sentimen permintaan mobil listrik

LPEM UI menilai BI masih sangat konservatif dan lambat dalam melakukan pelonggaran moneter. Kepemilikan asing yang sangat tinggi pada obligasi pemerintah Indonesia bisa menjadi rem bagi aksi BI terhadap pelonggaran moneter, tetapi dalam dua minggu terakhir, ada koreksi di pasar obligasi yang seolah menjadi angin segar bagi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×