kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEM FEB UI: Inflasi yang rendah masih akan terus berlanjut


Rabu, 19 Agustus 2020 / 14:10 WIB
LPEM FEB UI: Inflasi yang rendah masih akan terus berlanjut
ILUSTRASI. Inflasi yang rendah akan berlanjut hingga akhir tahun.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) melihat kalau tren inflasi yang rendah masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2020. 

Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memandang, bahkan ada kemungkinan kembali deflasi dalam beberapa bulan mendatang, setelah pada bulan Juli 2020 mencatat deflasi 0,10% mom.

Ini disebabkan oleh Covid-19 yang masih menahan pola konsumsi masyarakat. Meski pemerintah telah melonggarkan kebijakan pembatasan aktivitas dan ada protokol new normal, permintaan agregat juga belum naik. "Karena rumah tangga juga masih berhati-hati untuk pergi keluar karena adanya ketakutan akan terpapar virus," tulis Riefky dalam outlook inflasi, Rabu (19/8). 

Baca Juga: BI diimbau tahan suku bunga acuan, LPEM FEB UI: Lebih baik fokus jaga rupiah

Di tengah ketidakpastian akibat pandemi ini, sulit untuk melihat munculnya lonjakan permintaan yang bisa menyebabkan inflasi. Kelas menengah atas yang punya peran besar dalam permintaan agregat akan cenderung menahan konsumsi dan meningkatkan tabungan. Dengan demikian, pemerintah punya tantangan besar ke depannya untuk meningkatkan permintaan dan menghindari deflasi lebih lanjut. 

Salah satu yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memperkokoh penanggulangan pandemi seperti penanganan pandemi yang lebih terarah, penerapan protokol kesehatan yang ketat, perbaikan pengobatan medis, juga pengembangan vaksin untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. 

Selain itu, realisasi belanja untuk jaring pengaman sosial juga perlu dipercepat. Pasalnya, ini akan membantu menjaga kebutuhan pokok masyarakat rentan dan menarik kelompok tersebut jatuh di bawah garis kemiskinan. 

Baca Juga: Simak, ini isi pidato Presiden Joko Widodo saat menyampaikan RAPBN 2021

Lembaga tersebut juga melihat kalau penerbitan obligasi pemerintah dan global pada bulan lalu bisa memberikan tambahan dana segar. Apalagi, bila dana tersebut segera disalurkan untuk paket kebijakan pemulihan ekonomi nasional. "Ini bisa mendorong naiknya tekanan inflasi, lewat peningkatan uang beredar yang beredar di masyarakat," tandas Riefky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×