kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Corona melonjak, pemerintah diminta terapkan PSBB ketat di Pulau Jawa


Minggu, 27 Juni 2021 / 19:22 WIB
Kasus Corona melonjak, pemerintah diminta terapkan PSBB ketat di Pulau Jawa
ILUSTRASI. Kasus Corona melonjak, pemerintah diminta terapkan PSBB ketat di Pulau Jawa


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) meminta pemerintah menerapkan PSBB ketat di pulau Jawa untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19.

Apalagi, dengan adanya varian baru covid-19 terutama varian delta yang memiliki karakteristik lebih mudah menyebar dan menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid.

"Agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak terutama di pulau Jawa minimal dua minggu," Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi dalam konferensi pers virtual, Minggu (27/6).

Pemerintah diminta memastikan implementasi serta penerapan PSBB yang maksimal. Pemerintah juga mesti melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target populasi termasuk untuk anak dan remaja tercapai sesuai target. Bahkan bila memungkinkan untuk melaksanakan vaksinasi 2 juta atau lebih per harinya.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (27/6): Kembali tembus rekor 21.342 kasus, jaga jarak

Selain itu, mesti adanya upaya testing dan tracing yang masif agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja. Angka positivity rate dan jumlah tracing per 1.000 orang per minggu sesuai dengan standar WHO dijadikan kinerja setiap kepala daerah.

"Agar masyarakat termasuk anak-anak selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak bepergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya," ucap Adib.

Ketua PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Isman Firdaus mengatakan, upaya-upaya pencegahan tersebut penting untuk mencegah kolaps nya pelayanan rumah sakit. Ia mengakui, sebelum pandemi covid-19, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupany rate/BOR) rumah sakit biasanya dalam kisaran 60% sampai 80%.

"Dulu (BOR) 60% sampai 80% dokter saya sehat-sehat, sekarang di atas 90% BOR nya banyak dokter, tenaga kesehatan, perawat terinfeksi covi-19. Kita sudah bekerja di rumah sakit namun kalau di hulunya terus berdatangan tentunya akan kolaps juga, dokternya perawatnya kena," ucap Isman.

Baca Juga: Kasus positif corona kembali rekor, saat ini ada 207.685 kasus aktif di Indonesia

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Minggu (27/6) ada tambahan 21.342 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 2.115.304 kasus positif Corona. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 8.024 orang sehingga menjadi sebanyak 1.850,481 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 409 orang menjadi sebanyak 57.138 orang.

Selanjutnya: Vaksinasi massal corona di Jakarta mencapai 46,3% dari total target

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×