Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pabrik kuali milik tersangka Yuki Irawan (41) di Kampung Teluk Bayur Opak, Lebak Wangi, kini disegel Polres Metro Tangerang. Bangunan terdiri dari tiga unit kelompok besar bangunan, di mana tempat penyekapan justru berada tepat di belakang rumah mewah Yuki.
Rumah milik tersangka Yuki terlihat sangat megah. Bangunan berarsitektur model klasik mediterania berdinding krem itu terdiri dari dua lantai. Rumah dikelilingi pagar besi dengan tempa berulir berwarna tembaga.
Di dalam, terdapat area taman dengan paving blok yang tampak digunakan untuk parkir mobil dan area anak bermain. Sebuah sepeda anak tampak tergeletak di halaman taman tersebut. Siapa menduga, tepat di belakang rumah megah dan cantik itu, menempel sebuah bangunan kecil dengan dinding yang tidak diplester.
Bangunan itu adalah tempat penyekapan sekitar 30 lebih pekerja yang diperbudak oleh Yuki. Bagian luar bangunan, ada bale-bale yang tampak digunakan untuk centeng berjaga. Lalu, sebelum pintu masuk ke dalam bangunan, terdapat area untuk memasak.
Namun, tidak terlihat perangkat untuk makan seperti sendok, garpu, apalagi piring. Masuk ke dalam bangunan tersebut, di sebelah kiri terdapat toilet berukuran 1 x 1,5 meter. Toilet tersebut gelap; dinding tidak diplester; tidak ada bak penampung air kecuali sebuah ember kecil.
Di samping toilet jongkok terdapat satu bungkus sabun colek dan sebuah sikat gigi. Lalu ada selasar kecil yang menghubungkan area pintu masuk ke ruangan yang cukup besar yang tampak digunakan sebagai ruang tidur dan menyekap pekerja.
Ruang tidur itu luasnya sekitar 3 x 4 meter, tanpa jendela, hanya sejumlah lubang udara pada bagian atas tembok. Gelap dan pengap. Tidak ada fasilitas yang berarti di dalamnya; hanya sebuah kipas, televisi tabung ukuran 14 inci, serta sejumlah tali dan paku untuk menggantung pakaian.
Di lantai semen tergeletak sejumlah tikar yang tampak lusuh. Tikar hanya menutupi bagian lantai yang bersudut pada dinding, sementara sebagian besar lainnya tak bertikar. Inilah ruangan tempat sekitar 30 pekerja tidur dan disekap.
Suasana kelam dan penuh penderitaan terasa pekat saat memasuki bangunan ini. Di salah satu tembok di selasar kecil yang menghubungkan toilet dan kamar terdapat tulisan "sekawan sehidup semati".
Sementara itu, di dalam kamar terdapat tulisan di dinding yang tak kalah menyedihkan. "Budak budak", "Mati Untuk Dikenang", dan "Disini tempatnya Lelaki Sejati". Tulisan-tulisan yang menjadi gambaran bagaimana selama ini para pekerja hidup dalam penderitaan.
Lasti Kurnia, Jurnalis Kompas.com yang menulis berita ini berujar. “Sungguh merinding saya membaca tulisan-tulisan itu. Mengenaskan, sementara sang pemilik pabrik dan istrinya tepat tinggal di bangunan mewah di depannya,” kata Lasti Kurnia yang menuliskan laporan ini. (Lasti Kurnia/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News