Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Gempa yang terjadi di Provinsi Aceh Nangroe Darussalam (NAD), Rabu (11/4) sore, ternyata bukan satu gempa utama yang diikuti dengan sejumlah gempa susulan. Rangkaian gempa itu ternyata berasal dari dua gempa utama.
"Gempa kemarin sebenarnya gempa kembar. Jadi ada dua gempa utama," kata Danny Hilman Natawijaya, pakar geologi dan palaeotsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Gempa pertama terjadi pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 8,5 skala Richter. Pusat gempa pada kedalaman 10 km, berjarak 346 km barat daya Kabupaten Simeuleu.
Adapun gempa kedua terjadi pada pukul 17.43 WIB dengan kekuatan 8,1 skala Richter. Pusat gempa punya kedalaman 10 km dan berjarak 483 km barat daya Simeuleu. "Lokasi pusat gempa keduanya memang berdekatan, semua berpusat di luar zona subduksi," kata Danny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/4).
Akibat dua gempa yang terjadi kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi terjadinya tsunami. Peringatan tsunami diakhiri pukul 19.45 WIB.
Tsunami memang terjadi setelah gempa besar pertama, meskipun dalam intensitas kecil. Berdasarkan informasi BMKG, tsunami terjadi di Meulaboh setinggi 80 cm pukul 17.00 dan di Sabang setinggi 6 cm pukul 17.04.
Tsunami besar tidak terjadi sebab gempa lebih dipicu oleh gerakan sesar miring (oblique) dan di luar zona subduksi. Tsunami besar bisa terjadi bila pusat gempa di zona subduksi dan gerakan sesar vertikal. Hingga saat ini, telah ada 28 gempa susulan yang terjadi akibat dua gempa yang terjadi kemarin. (Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News