Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2016 hampir 100%, yaitu sebesar Rp 94,4 triliun dari target penyaluran Rp 100 triliun. Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo merekomendasikan lima hal demi penyaluran KUR yang lebih optimal pada tahun ini.
Pertama, distribusi KUR lebih merata. Artinya, penyaluran KUR tidak hanya terkonsentrasi pada beberapa dan wilayah. Catatan pemerintah, penyaluran KUR pada tahun lalu didominasi wilayah Jawa yaitu sebesar 54,6%, dan penyalur terbesar adalah BRI sebesar 69,4%.
Kedua, refocusing penyaluran KUR, yaitu bagi usaha yang baru berdiri (start up), kreatif atau super mikro. Ketiga, meminimalisasi penyaluran KUR ke debitur yang sudah mendapat kredit komersial dari bank.
Keempat, rencana penurunan suku bunga KUR bisa dilakukan bertahap. Sebab, otoritas harus menjaga lembaga keuangan yang secara komersial menyalurkan KUR.
"Yaitu bank BUKU I dan penyalur kredit lain tidak shock karena penurunan bunga KUR," kata Agus dalam paparannya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XI, Kamis (9/2).
Kelima, subsidi bunga KUR juga harus kembali dianggarkan dalam APBN berikutnya untuk menurunkan bunga KUR. Jika tidak, bunga KUR yang telah turun dari 12% menjadi sebesar 9%, berpotensi kembali meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News