Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Pemerintah telah resmi memangkas jumlah cuti bersama untuk akhir tahun 2020. Dengan demikian libur akhir tahun akan dimulai pada 24 hingga 27 dan dilanjutkan dengan 31 Desember-1 Januari.
Di tengah tren konsumsi masyarakat yang seiring menunjukan peningkatan, rupanya pemangkasan libur dapat berdampak pada beberapa sektor terutama akomodasi dan restoran.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai pemangkasan libur panjang pada akhir tahun nanti diperkirakan akan sedikit menghambat pemulihan ekonomi terutama dari sisi konsumsi.
Menurutnya hambatan ini terjadi lebih dikarenakan oleh masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas yang cenderung akan menunda perjalanan liburannya.
Baca Juga: Ada empat faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2021
“Sehingga tingkat konsumsi dari kelas masyarakat ini cenderung melambat. Hal ini kemudian berdampak pula pada penerimaan dari sektor akomodasi dan restoran,” kata Josua kepada KONTAN, Jumat (4/12).
Lebih lanjut Josua mengatakan, meskipun di jangka pendek, hal ini akan menghambat pemulihan ekonomi namun pencegahan untuk penyebaran COVID-19 tetap diperlukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di jangka panjang.
Dengan faktor tersebut, maka Josua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan kembali negatif pada kuartal 4/2020. Perkiraannya pertumbuhan ekonomi diperkirakan di kisaran -2% hingga -1%.
“Secara keseluruhan akan cenderung sedikit lebih dalam dibanding perkiraan pemerintah,” tutupnya.
Selanjutnya: Dorong ekonomi desa tumbuh, Djarum gencarkan program peningkatan kapasitas BUMDes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News