Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah mewaspadai pertumbuhan ekonomi yang meleset dari perkiraan semula. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan, salah satu antisipasinya adalah menggenjot penerimaan pajak.
Menurutnya, pajak sebagai penerimaan negara memberikan kontribusi kesinambungan primer sehingga defisit anggaran bisa terkendali. Untuk menggenjot penerimaan pajak ini, pemerintah akan menyatukan data e-KTP dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Saat ini jumlah pemegang NPWP sudah mencapai 20 juta orang, jika dibandingkan dengan jumlah pemiliki e-KTP yang sebesar 175 juta warga, maka angka tersebut masih sangatlah kecil. Bahkan dari 20 juta NPWP, baru 40% yang membayarkan pajaknya. Artinya masih ada 16 juta NPWP yang belum membayarkan pajaknya dan ini pun menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Direktorat Jenderal Pajak.
Langkah lainnya, pemerintah akan mempercepat penyerapan anggaran pemerintah. Mahendra menyebut lambatnya penyerapan anggaran terjadi karena peraturan yang dibutuhkan di 2012 datangnya terlambat seperti peraturan penyempurnaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah.
Kementerian Keuangan juga akan menjaga fiskal dan tetap mendorong pembangunan infrastruktur. "Menjaga utang yang baik dan terkendali juga perlu diperbaiki dan bersama dengan otoritas dan regulator keuangan jaga stabilitas keuangan," tambah Mahendra, Rabu (6/2).
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 hanya sebesar 6,23%. Angka ini lebih rendah dari target pemerintah sebesar 6,5%.
Pertumbuhan ekonomi pun semakin melamban. Pada kuartal I 2012, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,3% dan di kuartal II pun kembali tumbuh menjadi 6,4%. Namun pelemahan mulai terasa di kuartal III, dimana pertumbuhan ekonomi hanya 6,17%, bahkan kembali melemah menjadi 6,11% di tiga bulan terakhir 2012. Pertumbuhan ekonomi merunduk ditambah defisit keseimbangan primer yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News