kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laju Vaksinasi Covid-19 Menurun, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Lengkapi Vaksinasi


Rabu, 17 Mei 2023 / 19:04 WIB
Laju Vaksinasi Covid-19 Menurun, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Lengkapi Vaksinasi
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin penguat kedua COVID-19 kepada seorang warga di salah satu pusat perbelanjaan di Palembang, Sumatera Selatan.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk Covid-19 pada Jumat (5/5) lalu, laju vaksinasi mengalami penurunan.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pencabutan kedaruratan Covid-19 oleh WHO membuat antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi menurun.

Penurunan antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 kata Nadia sebenarnya sudah terjadi sebelum WHO mencabut kedaruratan. Penurunan laju vaksinasi karena kondisi pandemi yang terus terkendali. Penurunan antusiasme terjadi baik dari kelompok masyarakat umum hingga lansia.

"Laju vaksinasi sangat turun sekarang hanya 10.000 sampai 20.000 saja. Yang sebelumnya kan bisa jutaan bahkan ratusan ribu suntikan. Sebelum WHO mencabut pun antusiasme sudah menurun karena situasi pandemi yang terus terkendali," kata Nadia kepada Kontan.co.id, Rabu (17/5).

Baca Juga: Catat, Syarat Vaksinasi untuk Naik Kereta Api Jarak Jauh Masih Berlaku

Oleh karenanya, Kemenkes terus melakukan edukasi dan imbauan kepada masyarakat untuk tetap melengkapi vaksinasi Covid-19. Pasalnya meski pandemi terus terkendali, Nadia mengatakan potensi penularan Covid-19 masih ada. Terlebih bagi kelompok rentan yang belum terproteksi dengan vaksinasi.

"Tetap imbauan dan edukasi ke masyarakat, karena kita masih bisa tertular dan ada kelompok yang masih sakit berat dan meninggal," kata Nadia.

Masyarakat yang belum vaksinasi baik primer ataupun booster dapat mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Nadia mengatakan, jika ada komunitas yang ingin menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 di tempat umum, pihaknya siap untuk memfasilitasi.

Nadia menerangkan, berdasarkan data per 15 Mei 2023 saat ini stok vaksin Covid-19 masih ada 6,35 juta dosis. Stok tersebut terbagi di pemerintah pusat sebanyak 5,2 juta dosis dan 1,14 juta di pemerintah daerah.

Baca Juga: Darurat Kesehatan Global Dicabut, Kemenkes : Bukan Berarti Pandemi COVID-19 Berakhir

Adapun dari 5,2 juta dosis stok vaksin yang ada di pusat, sebanyak 581.324 dosis merupakan vaksin hibah. Vaksin hibah yang tersedia tersebut ialah Pfizer dan Sinopharm.

Kemudian sebagian besar stok vaksin yang dimiliki pemerintah pusat merupakan vaksin Inavac dan Indovac. Rinciannya ialah 3,7 juta Indovac dan 903.635 dosis vaksin Inavac.

"Kita masih punya sekitar 4 juta terbanyak Indovac," kata Nadia.

Berdasarkan data di website Satgas Covid-19, per 16 Mei 2023 sudah ada 203,8 juta masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi pertama. Kemudian 174,8 juta sudah mendapatkan vaksinasi kedua.

Sedangkan untuk vaksinasi dosis ketiga baru 68,8 juta penerima. Dan vaksinasi booster kedua atau vaksinasi dosis keempat baru 3,17 juta penerima atau suntikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×