Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat, hingga saat ini dari 102.746 hektare lahan padi yang mengalami kekeringan terdapat 9.358 hektare yang terkena puso atau gagal panen. Lahan yang terkena puso tersebut tersebar di Jawa Barat seluas 624 ha, Jawa Tengah seluas 1.893 ha, Yogyakarta seluas 1.757 ha, Jawa Timur seluas 5.069, dan Nusa Tenggara Timur seluas 15 ha.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, meski terjadi puso tetapi masih ada penambahan lahan karena perluasan tanam. Dia mengatakan, terdapat potensi tanam sekitar 670.000 ha, diantaranya dengan memanfaatkan lahan rawa.
"Kalau di daerah Jawa, pipanisasi yang ada sumber air. Di luar Jawa, justru yang kering adalah rawa, airnya turun, sehingga lahannya bisa diolah. 670.000 hektare itu rawa dan lahan kering yang curah hujannya masih cukup. Itu ada di Sulawesi, Sumatra dan Kalimantan," ujar Sumardjo, Senin (8/7).
Untuk mengatasi kekeringan lahan padi, Sumardjo menyebut, pihaknya akan mencari sumber air baru misalnya dengan melakukan pipanisasi. Bahkan, Kemtan pun akan berkerja sama dengan Kodim (Komandan Distrik Militer) supaya mitigasi kekeringan lebih aktif.
Sementara untuk lahan yang puso, Kemtan pun akan memberikan ganti rugi berupa asuransi usaha tani padi supaya petani bisa menanam kembali, tetapi bila lahan tersebut tidak bisa ditanami padi lagi maka pemerintah akan memberikan bantuan benih jagung dan kedelai.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kemtan Sarwo Edhy mengatakan pihaknya masih menghitung berapa banyak petani yang mengajukan klaim atas lahan yang gagal panen. Tetapi dia mengatakan sejauh ini realisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sudah mencapai 232.255 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News