kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.860   0,00   0,00%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Kurtubi: Indonesia sebaiknya membantu Jepang dengan memasok LNG


Jumat, 25 Maret 2011 / 14:30 WIB
Kurtubi: Indonesia sebaiknya membantu Jepang dengan memasok LNG
ILUSTRASI. Petugas mengisi BBM di SPBU Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (28/4).


Reporter: Mohamad Jumasri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menurut Pengamat Perminyakan Kurtubi, seharusnya pemerintah Indonesia dapat memberikan bantuan Gas Alam Cair (LNG) ke Jepang pada saat ini. Sebab, Jepang tengah tertimpa bencana gempa dan tsunami yang sangat dasyat.

"Nantinya, Jepang akan membayar bantuan tersebut dengan nilai yang cukup tinggi," ujarnya saat penyampaian diskusi di fraksi PPP di DPR, Jumat (25/03).

Kurtubi menjelaskan, saat ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi Indonesia untuk membantu Jepang. Dengan demikian, dalam jangka pendek, Indonesia dapat membangun infrastruktur yang kondisinya sekarang ini masih sangat minim. Sedangkan manfaat jangka panjangnya, pemerintah dapat memaksimalkan infrastruktur LNG yang telah dibagun dari hasil bantuan Jepang tersebut.

Dia menambahkan, jangan sampai Indonesia didahului oleh Rusia dalam menyanggupi permintaan Jepang. "Soalnya Rusia sudah menyanggupi dan bersiap membuat suatu pipa gas dari Rusia menuju Jepang," paparnya.

Terkait hal itu, Kurtubi menyarankan, pemerintah dapat menggunakan blok atau LNG dari pulau Natuna dikarenakan cadangan di blok Natuna cukup besar, mencapai 45-55 triliun kubik TCF. Adapun mengenai harga, pemerintah Jepang dapat menyangupi pembelian dengan harga US$ 16 per MMBTU.

Jika dihitung, keuntungan yang didapat per tahun mencapai sekitar Rp 40 triliun. "Jika pemerintah Indonesia siap membantu, maka dalam waktu 30 tahun, pemerintah dapat membuat infrastruktur LNG," sarannya.

Sebelumnya, Gde Pradnyana Kadiv Humas, Sekuriti dan Formatologi BP migas mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian masih belum menentukan sikap terkait permintaan Jepang untuk membantu memasok gas ke negara itu.

Alasannya, "Pasokan gas untuk kebutuhan lokal masih sangat minim dikarenakan infrastrukturnya belum memadai," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×