kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Kurangi jumlah perokok, Jokowi-Ma'ruf ingin naikkan cukai rokok


Sabtu, 09 Maret 2019 / 16:35 WIB
Kurangi jumlah perokok, Jokowi-Ma'ruf ingin naikkan cukai rokok


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut, jika terpilih dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf akan menaikkan cukai rokok untuk menurunkan angka pengguna rokok di Indonesia. 

Anggota TKN Hasbullah Thabrany mengatakan, harga cukai rokok di Indonesia merupakan yang paling terendah di dunia. Ia mencontohkan, cukai rokok di Singapura mencapai 90 persen dan Thailand 84 persen. 

"Kita targetkan di pemerintahan ke depan jika Jokowi dan Ma'ruf terpilih, cukai rokok kita naikkan di atas 57%," ujar Hasbullah saat diskusi polemik bertajuk "Menakar Visi Kesehatan" jelang debat ketiga Pilpres 2019 di daerah Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3). 

Soal tren meningkatnya pengguna rokok di Indonesia, kata Hasbullah, sudah menjadi perhatian Jokowi sejak menjadi presiden. Dia menyebut, masalah rokok multi sektoral. Sebab, tidak hanya soal kesehatan saja yang dibahas, melainkan juga sosial, ekonomi, dan agama. 

Untuk itu, lanjutnya, Jokowi-Ma'ruf akan mencoba membangun program pengurangan pengguna rokok dengan menyesuaikan kondisi politik dan sosial. "Yang paling penting adalah membangun kesamaan visi dengan masyarakat karena ini adalah tantangan kita bersama," ujar dia. 

"Detail penaikkan cukai rokok belum dirumuskan, tetapi konsensus bahwa membuat rokok tidak menjadi konsumsi utama masyarakat adalah fokus Jokowi-Ma'ruf," sambungnya. Menurut dia, kenaikan cukai rokok juga berguna untuk menutup defisit anggaran BPJS Kesehatan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengungkapkan, pemerintah tidak jadi menaikkan cukai rokok tahun 2019. Berdasarkan keputusan rapat kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Presiden Bogor, Jumat (2/11), pemerintah memutuskan, cukai rokok tahun 2019 tetap sama dengan tahun 2018. 

"Kami putuskan, tidak ada perubahan tingkat cukai yang ada sampai dengan 2018 ini," ujar Sri, seusai rapat. Selama ini pemerintah menaikkan tarif cukai rokok dengan besaran rata-rata 10,5%. Meski demikian, Sri tidak membeberkan alasan mengapa kebijakan tersebut diambil. 

Ia hanya mengatakan, keputusan itu didasarkan atas sejumlah pertimbangan beberapa menteri serta arahan Presiden Jokowi saat rapat terbatas, Jumat pagi. Selain itu, pemerintah juga akan menunda rencana penggabungan kelompok cukai. 

"Dalam hal ini, kami akan tetap mengikuti struktur dari kebijakan cukai tahun 2018, baik dari sisi harga jual, eceran maupun dari sisi pengelompokannya," ujar Sri. 
Pemerintah sempat mewacanakan kenaikan tarif cukai rokok untuk tahun 2019. 

Menurut Kementerian Perindustrian, kenaikan tarif cukai itu dapat berdampak negatif kepada struktur industri rokok di Indonesia. (Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi-Ma'ruf Ingin Naikkan Cukai Rokok untuk Kurangi Perokok"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×