kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kuartal I cuma tumbuh 2,97%, BI prediksi ekonomi kuartal II terkontraksi 0,4%


Rabu, 06 Mei 2020 / 14:22 WIB
Kuartal I cuma tumbuh 2,97%, BI prediksi ekonomi kuartal II terkontraksi 0,4%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers melalui fasilitas live streaming di Jakarta, Selasa (7/4/2020).


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Realisasi ekonomi kuartal I 2020 jauh dari harapan.  Pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 2,97%.  Realisasi  produk domestik bruto (PDB)  ini jauh di bawah prediksi Bank Indonesia (BI) yang sebelumnya yakin akan tumbuh 4,4%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam live di kanal  Youtube BI, Rabu (6/5) menjelaskan, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 yang lebih rendah dari perkiraan BI didorong oleh dampak penanganan pandemi COVID-19 yang mulai memengaruhi kegiatan ekonomi baik dari sisi pendapatan, konsumsi, produksi, investasi, serta ekspor dan impor. 

“Semula Bank Indonesia  memperkirakan pengaruh dari penanangan pandemi COVID-19 baru mulai terasa di bulan April sampai dengan pertengahan Juni 2020, namun ternyata terjadi lebih cepat yaitu di bulan Maret 2020,” jelas Perry.

Efek lanjutnya, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi pada kuartal II 2020 yaitu minus 0,4 persen. Namun,PDB akan membaik di kuartal III yaitu 1,2% dan 3,1%  pada kuartal IV 2020.

Perhitungan tersebut, berdasarkan pertimbangan kebijakan pemerintah atas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  yang berlaku mulai April hingga Mei ini. Bahkan BI prediksi kebijakan ini  masih akan berlanjut  di sebagian Juni untuk pencegahan penularan Covid-19. 

Dalam perhitungan BI, daerah yang memberlakukan PSBB mewakili kurang lebih 70% dari wilayah ekonomi Indonesia.

“Jadi pemberlakuan PSBB, Work From Home (WFH), dan kebijakan pembatasan sosial lainnya dampaknya masih akan berlanjut pada kuartal berikutnya,” jelas Perry. 
Menuruttnya, dampak penanganan Covid-19 melalui PSBB, pembatasan mobilitas manusia berdampak pada pendapatan masyarakat, konsumsi masyarakat, produksi, investasi, dunia usaha, hingga ekspor impor.

Meski begitu, efek pembatasan sosial kepada ekonomi dapat ditahan melalui stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah.  Pemerintah telah menyiapkan dana sebagaii stimulus sebesar Rp 405,1 triliun untuk menangani dampak pandemi corona atau Covid-19.

Oleh sebab itu, BI meyakini ekonomi akan membaik di kuartal III dan IV 2020.

Sedangkan tahun depan,BI memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa menembus 6,6 % sampai 7,1%. Dengan catatan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  (APBN) dijaga di rentang 3 persen-4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×