Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia telah melaksanakan pemungutan suara Pemilu 2024. Pemerintahan baru dinilai punya pekerjaan rumah untuk meningkatkan berbagai sektor.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyoroti kualitas pertumbuhan ekonomi yang bertahan karena sekarang hanya ditopang dari sektor konsumsi yang paling besar kontribusinya.
Menurut Esther, pertumbuhan ekonomi seharusnya ditopang dari investasi juga. Investasi yang dimaksud adalah investasi yang harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja lokal. Investasi harus di sektor riil bukan hanya portofolio di surat berharga.
“Pertumbuhan ekonomi berkualitas harus ada peningkatan kualitas sumber daya manusia, kapital besar dan teknologi tinggi,” ujar Esther kepada Kontan, Kamis (15/2).
Baca Juga: Pilpres Berpotensi Satu Putaran, Pengusaha Siap Lanjutkan Ekspansi Bisnis
Dihubungi secara terpisah, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, perlu adanya konsistensi dari sisi kebijakan, baik kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan pembangunan infrastruktur.
Menurutnya, siapapun capres – cawapres yang terpilih akan menjalankan program-program yang memang dibutuhkan oleh ekonomi Indonesia. Bukan program-program yang kontradiksi terhadap keinginan dari investor atau program-program yang kemudian justru menuai polemik misalnya.
“Lebih pro terhadap kebijakan ekonomi yang bisa meningkatkan pertumbuhan sekaligus juga membuka lapangan kerja,” ucap Bhima.
Bhima menyebut, sebagai negara demokrasi, Indonesia seharusnya menunjukkan proses transisi kekuasaan berlangsung secara baik. Ia bilang, kedewasaan dari sisi demokrasi membuat iklim investasi Indonesia lebih menarik lagi ke depannya.
“Pasca pemilu, investasi baik investasi portofolio maupun investasi langsung ini akan mengalami rebound yang lebih cepat dan pertumbuhannya bisa lebih tinggi dibandingkan negara di ASEAN,” kata Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News