kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KSSK: Stabilitas sistem keuangan Indonesia kuartal IV-2019 masih terkendali


Rabu, 22 Januari 2020 / 12:33 WIB
KSSK: Stabilitas sistem keuangan Indonesia kuartal IV-2019 masih terkendali
Menkeu Sri Mulyani bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah usai menggelar rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu (22/1/2020).


Reporter: Umar Tusin | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal IV-2019 tetap terkendali di tengah ketidakpastian perekonomian global yang lesu dan sorotan masyrakat terhadap permasalahan pada beberapa lembaga jasa keuangan.

Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati menyatakan, stabilitas sistem keuangan Indonesia ditopang oleh inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang terjaga, ekspor yang meningkat, nilai tukar rupiah yang menguat, meningkatnya aliran masuk modal asing, dan meningkatnya kepercayaan investor.

Baca Juga: Heboh Jiwasraya berdampak sistemik, begini penjelasan KSSK

"Selain itu, perundingan antara Amerika dengan China membawa dampak positif, namun KSSK tetap mencermati risiko politik global setelah kelanjutan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit)," ujar Sri Mulyani pada konferensi pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (22/1)

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Terlihat sejak Juni tahun 2019 BI menurunkan suku bunga kebijakan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebanyak empat kali sebesar 100 bps. 

Selain itu, BI juga memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif. Hal ini tercermin melalui pelonggaran rasio intermediasi makroprudensial (RIM), mendorong permintaan kredit pelaku usaha melalui pelonggaran ketentuan rasio Loan to value (LTV), dan meringankan rasio LTV untuk kredit properti.

Di bidang fiskal, melalui fungsi countercyclical, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 berhasil menjaga momentum pertumbuhan dan stabilitas makroekonomi. Defisit APBN mencapai 2,20% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Imbal hasil Surat Berharga Negara menurun akibat dari perbaikan credit rating dan meningkatnya kepercayaan pasar.

Selama tahun 2019 APBN turut mengakselerasikan prioritas pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendukung investasi dunia usaha. 
Hal ini dilakukan melalui pemberian fasilitas perpajakan, percepatan restitusi, dan pemberian insentif untuk usaha kecil dan menengah (UMKM). 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×