kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

KSPI sebut PP 78/2015 telah membentuk rezim upah murah


Rabu, 26 Desember 2018 / 16:41 WIB
KSPI sebut PP 78/2015 telah membentuk rezim upah murah
ILUSTRASI. PEMERIKSAAN SAID IQBAL


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan. Presiden KSPI Said Iqbal bilang PP tersebut membuat pemerintahan Joko widodo (Jokowi) menerapkan rezim upah murah.

PP tersebut dinilai telah membuat buruh kehilangan posisi tawar. "PP 78 tidak ada lagi hak runding, dimana penetapan upah hanya berdasarkan inflasi ditambah pertumbuhan ekonomi," ujar Iqbal saat konferensi pers evaluasi kinerja ketenagakerjaan 2018, Rabu (26/12).

Iqbal menilai PP 78/2015 tidak dapat memenuhi kebutuhan upah buruh. Meski pun terdapat kenaikan upah tiap tahunnya. Berdasarkan aturan internasional yang disepakati organisasi buruh internasional (ILO), penetapan upah minimum dilakukan secara tripartit. Hal itu memenuhi unsur pemerintah, pengusah dan buruh. "Bagaimana ada peningkatan kesejahteraan kalau perundingan saja tidak ada," terang Iqbal.

Selain mencabut PP 78/2015, Iqbal juga meminta pemerintah melakukan revisi Kebutuhan Hidup Layak (KHL) untuk menentukan upah minimum. Saat ini terdapat 60 poin dalam KHL yang diminta untuk bertambah menjadi 84 poin KHL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×