kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kritik Fraksi-Fraksi untuk RAPBN 2009


Rabu, 20 Agustus 2008 / 22:17 WIB


Reporter: Martina Prianti | Editor: Test Test

JAKARTA. Rapat paripurna kemarin menjadi forum yang penuh kritik terhadap rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Dalam rapat yang berlangsung selama dua jam itu umumnya setiap fraksi menilai alokasi anggaran 2009 itu tak efisien.

Juru Bicara Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Didiek J Racbini menyatakan fraksi PAN menilai pemerintah belum mengalokasikan anggaran tahun 2009 untuk kegiatan yang produktif. "Seharusnya, penggunaan belanja diutamakan untuk pembangunan sektor riil. Tapi yang terjadi, meski anggaran untuk infrastruktur naik tapi kenaikannya hanya dari sisa-sisa," ucap Didiek saat membacakan sikap fraksinya, Rabu (20/8).

Di mata fraksi PAN, alokasi anggaran 2009 terlalu banyak untuk belanja sosial. Besarnya dana sosial memang terbukti bisa menurunkan angka kemiskinan dari 17% menjadi 15%, namun penurunan itu tidak disebabkan oleh peningkatan produktivitas, tetapi karena guyuran dana sosial yang besar.


Pertumbuhan Ekonomi hanya Pertumbuhan Semu


Sementara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) menilai target pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 6,2% hanya target semu belaka. Alasannya karena belum menyentuh sektor pertanian dan industri pengolahan. "Padahal, sektor ini sangat penting dalam menurunkan pengangguran dan kemiskinan," ujar Rama Pratama, juru bicara FPKS.

Sedang Juru Bicara Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Masduki Baidlowi banyak memberi penilaian tentang strategi pemerintah dalam berutang. FPKB tidak setuju dengan strategi menambah utang dari dalam negeri untuk menutupi defisit anggaran karena utang itu bisa mengancam investasi baru. "Sektor riil akan makin tertinggal," kata Masduki.

Partai oposisi pemerintah yakni Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) dengan tegas menyoroti anggaran belanja. Menilai dampak APBN buat masyarakat masih sedikit. "Padahal anggaran belanja sudah lebih dari seribut triliun," kata Juru Bicara FPDIP Nursyiram Soejono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×