kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.609.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.179   1,00   0,01%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Kredit BTPN triwulan III-2015 tumbuh 11%


Senin, 19 Oktober 2015 / 13:39 WIB
Kredit BTPN triwulan III-2015 tumbuh 11%


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Penyaluran kredit PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada triwulan III-2015 mencapai Rp 56,9 triliun, tumbuh 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 51,1 triliun.

Dirut BTPN Jerry Ng mengatakan, pertumbuhan kredit dimotori oleh peningkatan kredit ke segmen masyarakat prasejahtera produktif serta pelaku UMKM.

Kredit prasejahtera produktif naik 46% (yoy) menjadi Rp 3,2 triliun dan kredit UMKM naik 31% (yoy) menjadi Rp 15,2 triliun.

"Data ini memperlihatkan tingginya kebutuhan pendanaan di kelompok masyarakat bawah, serta aktivitas UMKM yang tetap menggeliat di tengah perekonomian yang menantang. Kami senang, dalam situasi ini dapat terus meningkatkan partisipasi dalam membiayai UMKM," ujar Jerry, Senin (19/10).

Jerry menuturkan, kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga di 0,8%. Rasio tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan data rata-rata NPL industri perbankan yang cenderung meningkat selama tiga triwulan terakhir.

"Kami bersyukur, BTPN tetap mampu menjalankan fungsi intermediasi secara optimal di tengah situasi perekonomian yang menantang. Pertumbuhan kredit sebesar 11% dengan NPL terjaga di 0,8% menunjukkan kami masih ekspansif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian," kata Jerry.

Menurut Jerry, pencapaian tersebut tidak terlepas dari konsistensi BTPN dalam memberikan program pemberdayaan bagi seluruh nasabahnya. Melalui Program Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang diberikan secara berkelanjutan dan terukur, BTPN terus berupaya meningkatkan kapasitas seluruh nasabah.

Hingga akhir September 2015, BTPN telah menyelenggarakan 24.366 aktivitas Daya. Sedangkan jumlah peserta Program Daya mencapai 347.964 nasabah.

Data ini menunjukkan tingginya minat nasabah untuk mengikuti program pemberdayaan.

Guna meningkatkan perannya dalam memberdayakan segmen mass market dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, lanjut Jerry, BTPN juga terus melakukan inovasi. Salah satu bentuk inovasi terkini adalah meluncurkan BTPN Wow!.

BTPN Wow! merupakan brand BTPN untuk program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BTPN Wow! merupakan layanan perbankan yang praktis dan terjangkau, dengan memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan BTPN.

Ke depan, BTPN akan terus berinovasi dan melakukan investasi guna membuat terobosan untuk memudahkan akses masyarakat ke bank.

Hingga akhir September 2015, BTPN telah menanamkan investasi baru sebesar Rp 225 miliar untuk pengembangan infrastruktur, jaringan dan teknologi. Investasi tersebut meningkat 619% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

"Investasi baru ini tentu meningkatkan biaya operasional kami. Tapi, kami yakin, investasi ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi bisnis kami di masa mendatang," kata Jerry.

Selain inovasi, untuk mengoptimalkan fungsi intermediasi, BTPN juga terus memperhatikan kecukupan likuiditas dan laju pertumbuhan kredit.

Per 30 September 2015, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 59 triliun, tumbuh 12% dari periode yang sama tahun lalu Rp 52,6 triliun.

Tingkat rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) mencapai 96%, lebih baik dari posisi tahun lalu yang berada di level 97%.

"Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, rasio likuiditas BTPN berada di 87%, sangat kuat dan sehat," kata Jerry.

Pertumbuhan yang moderat di sisi kredit, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 12 persen (yoy) dari Rp 71,7 triliun menjadi Rp 80,1 triliun pada 30 September 2015. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,8%.

Dengan berbagai pencapaian tersebut, hingga akhir September 2015, BTPN mencatat laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 1,38 triliun, lebih rendah 3% dari periode tahun lalu sebesar Rp 1,42 triliun.

"Jika tidak memperhitungkan investasi baru, laba kami sejatinya tumbuh positif. Kami optimistis, ke depan BTPN akan lebih baik lagi," ujar Jerry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×