kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

KPK: Pemilu jadi momentum perampasan aset negara


Selasa, 03 Desember 2013 / 12:57 WIB
KPK: Pemilu jadi momentum perampasan aset negara
ILUSTRASI. Apartemen Collins Boulevard?yang dikembangkan?PT Perintis Triniti Properti Tbk?di kawasan Alam Sutera, Tangerang.


Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap ada upaya perampasan terhadap aset negara dalam sektor keuangan pada tiga periode Pemilu sebelumnya.

"Ada siklus perampasan aset negara di sektor keuangan setidaknya dimulai sejak Pemilu 1999 hingga 2009. Kasus Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) pada 1998 sebesar Rp 150 triliun, itu salah satunya," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto di Gedung DPR (2/12).

Bambang lantas merunut pada periode selanjutnya dan menyebut di tahun 2004 dan 2005 ada kredit fiktif di empat bank. "2008, itu ada kasus Century," imbuhnya.

Tokoh elit KPK yang akrab disapa BW itu menjelaskan bahwa sektor perbankan rawan dikorupsi karena dalam sektor itu terjadi kapitalisasi uang yang cukup besar.

Hal ini, lanjut dia, senada dengan tingginya kasus korupsi di bidang finansial yang kini tengah ditanganinya. "Kedua di bantuan sosial, di importasi-importasi, termasuk di sektor-sektor mineral," paparnya.

Meskipun demikian, Bambang mengaku saat ini KPK masih mempelajari skema pencegahan untuk Pemilu 2014. Selain itu penanganan kasus dan modus yang digunakan tiap pemilu yang berbeda-beda diakuinya menjadi kendala bagi KPK untuk bertindak cepat.

"Soalnya, siklus ini sudah tiga kali ada di periode Pemilu. Modusnya itu bagaimana sih? Sekarang kita sedang melihat, apakah ada proyek-proyek tertentu di sektor perbankan yang menjadi kebijakan dari pemerintah yang potensial bermasalah," ujarnya.

"Yang jelas, sekarang sedang mencoba mengkaji itu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×