kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

KPK jerat Luthfi Hasan dengan UU pencucian uang


Selasa, 26 Maret 2013 / 17:52 WIB
KPK jerat Luthfi Hasan dengan UU pencucian uang
ILUSTRASI. Promo Tiket.com Kereta Api Berakhir 31 Okt 2021, Diskon Tiket Hingga Rp100.000. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjerat Luthfi Hasan Ishaaq dengan sangkaan tindak pidana pencucian uang dalam kasus dugaan suap kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai menyembunyikan, menyamarkan, atau kepemilikan uang. 

"Diduga dalam proses tindak pidana korupsi yang dilakukan LHI, penyidik menduga ada upaya melakukan pencucian uang, menyembunyikan, menyamarkan atau mengubah kepemilikan. Karena itu, penyidik KPK menetapkan LHI sebagai tersangka terkait dugaan TPPU," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi Sapto Prabowo di Gedung KPK, Selasa (26/3).

Johan mengatakan Luthfi dijerat dengan pasal 3 atau 4 atau 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 Kitan Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). KPK telah menetapkan Luthfi sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang sejak Senin (25/3) lalu. Saat ini, KPK sedang melakukan penelusuran aset-aset milik Luthfi yang diduga berasal dari uang suap yang berkaitan dengan pengurusan kuota impor daging sapi di Kemtan.   

Sebelumnya, kenalan Luthfi, yakni Ahmad Fathanah telah ditetapkan sebagai tersangka TPPU oleh penyidik KPK. Sejumlah aset milik Ahmad Fathanah seperti empat mobil mewah telah disita KPK karena diduga berasal dari uang suap. Menurut Johan Budi, uang tersebut diduga berasal dari PT Indoguna Utama. Dua direksi Indoguna juga telah ditetapkan tersangka oleh KPK.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×