kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.454   31,00   0,19%
  • IDX 6.367   -152,47   -2,34%
  • KOMPAS100 924   -25,49   -2,69%
  • LQ45 724   -13,50   -1,83%
  • ISSI 196   -6,38   -3,15%
  • IDX30 377   -4,78   -1,25%
  • IDXHIDIV20 454   -7,25   -1,57%
  • IDX80 105   -2,34   -2,18%
  • IDXV30 108   -2,53   -2,29%
  • IDXQ30 124   -1,21   -0,97%

KPK: Gratifikasi bukan Hanya Angpau Pernikahan Saja


Selasa, 27 Juli 2010 / 15:30 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can

JAKARTA. Gratifikasi tak hanya dari pesta pernikahan saja. Karena itu, Komisi Pemberantasan Korupsi minta pegawai negeri sipil jangan hanya melapor hasil gratifikasi dari pesta pernikahan saja.

Wakil Ketua KPK Haryono Umar mengatakan, gratifikasi itu intinya adalah penerimaan lain selain gaji, dalam bentuk apapun dan nilai berapapun. "Gratifikasi kan segala macam, seperti dia dapat honor," ujar Haryono usai pembukaan rapat kerja nasional akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, Selasa (27/7).

Haryono mengatakan setiap pejabat atau PNS yang menerima gratifikasi wajib lapor pada KPK dalam waktu 30 hari kerja. Masalahnya, terkadang ada yang lapor ada yang tidak. Haryono mengungkapkan, sampai saat ini baru 128 laporan.

Selain itu, Haryono mengatakan pasal 10 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, gratifikasi dianggap suap apabila berkaitan dengan jabatan dan bertentangan dengan tugas dan kewajiban.

Cuma, jika sudah melapor ke KPK maka tuduhan suap itu gugur. Tapi, jika tidak melapor akan terkena pasal suap dan dipidana. "Makanya kita minta selalu dilaporkan," kata Haryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×