Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Informasi seputar pemeriksaan Wakil Presiden Boediono, oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih simpang siur.
Pihak Istana Wapres enggan mengomentari pemeriksaan tersebut, karena yang berwenang berbicara adalah KPK dan bukan dari Istana Wapres. Sementara pihak KPK juga tidak memberikan kepastian.
Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat tidak mau membenarkan ada tidaknya pemeriksaan terhadap Boediono siang ini oleh penyidik KPK.
Ia mengelak dengan mengatakan, yang berwenang memberikan keterangan tersebut adalah KPK dan bukan dirinya.
"Silahkan kontak pak Johan Budi ya, mengenai pemberian keterangan kepada KPK. Kalau konferensi pers nanti malam pukul 19.00 WIB," ujar Yopie, Sabtu (23/11).
Namun Yopie belum memberitahu apa yang akan disampaikan Boediono dalam konferensi pers nanti malam. Ia hanya menegaskan yang berhak meliput di Kantor Wapres adalah wartawan yang memiliki ID Wapres atau ID Presiden. Sebab, hal itu sudah menjadi standar bila meliput kegiatan RI 1 dan RI 2.
Sementara dari pihak KPK juga belum memberikan kepastian, benar atau tidaknya hari ini penyidik lembaga anti rasuah itu akan memeriksa Boediono.
Bahkan, juru bicara KPK Johan Budi mengaku sampai siang ini belum menerima informasi penyidik KPK memeriksa Mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut.
"Aku sampai siang ini belum mendapat jawaban mengenai pemeriksaan pak Boediono itu, apa benar apa tidak, kalau benar di mana pemeriksaannya dan lain-lain," ujar Johan melalui pesan singkat, Sabtu ini.
Ia mengaku telah menghubungi Deputi Penindakan KPK dan Pimpinan KPK seputar informasi pemeriksaan terhadap Wapres tersebut. Namun hingga kini, Johan mengaku belum mendapat jawaban atau respon dari mereka.
"Deputi penindakan tidak jawab juga. Pimpinan juga tidak menjawab," terang Johan.
Seperti diketahui, Boediono dinilai mengetahui kasus seputar pemberian dana talangan (bail out) terhadap Bank Century pada tahun 2008. Pasalnya, orang nomor dua di negeri ini tersebut menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia saat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News