Reporter: Muhamad Fasabeni, Fahriyadi | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pengusaha Korea Selatan makin agresif mengincar lahan hutan di Indonesia untuk pengembangan energi biomassa alias wood pellet energy. Makanya mereka mengincar perusahaan pemegang Hak Pengelolaan Hutan (HPH) yang tak sanggup membayar pinjaman dana reboisasi untuk diakuisisi.
Hadi Daryanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan menyatakan, saat ini ada 60 perusahaan pemegang HPH yang belum melunasi pinjaman dana reboisasi. Pemerintah memberi tiga opsi bagi mereka. Pertama, divestasi. Kedua, melanjutkan cicilan jika menyanggupi restrukturisasi utang.
Ketiga, menjalin kerja sama dengan investor baru. "Nah perusahaan Korea tertarik dengan opsi ketiga," ungkap Hadi kepada KONTAN, belum lama ini.
Menurut Hadi, perusahan Korea memang membutuhkan lahan untuk pengembangan wood pellet energy. Sekadar info, wood pellet energy adalah bahan pengganti batu bara sebagai bahan bakar kebutuhan rumah tangga, pertanian dan industri besar. Wood pellet energy berbahan baku dari limbah industri penggergajian, limbah tebangan dan limbah industri kayu lain. Hasil olahan ini dikemas dalam bentuk pellet yang berdiameter 6-10 milimeter (mm) dan panjang 10-30 mm, serta mengandung energi setara 4,7 kilowatt hour (kwh) per kilogram.
Hadi menjelaskan, perusahaan Korea itu membutuhkan 200.000 hektare (ha) lahan untuk pengembangan wood pellet energy. "Namun hingga kini baru tersedia 140.000 ha," ujarnya.
Sejatinya sejak 6 Maret 2009 Kementerian Kehutanan dan Korea Forest Service telah meneken kerja sama pengembangan industri wood pellet energy. Lewat kerja sama ini Korea akan menginvestasikan dananya sebesar Rp 6 triliun.
Salah satu industri yang telah menghasilkan wood pellet adalah PT Solar Park bekerja sama dengan Perum Perhutani mengolah limbah kayu sengon dan kaliandra. Perusahaan Korea lain juga ada yang membangun Hutan Tanaman Industri untuk bahan wood pellet. Yakni PT Bio Energy Indoco seluas 21.000 ha dan PT Bara Indoco 68.000 ha.
Sampai 2009, Indonesia baru mampu menghasilkan wood pellet 40.000 ton, sedangkan produksi dunia telah menembus angka 10 juta ton. Jumlah ini belum memenuhi kebutuhan dunia tahun 2010 yang mencapai 12,7 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News