kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Korea Hingga Suriah Memanas, Indonesia Bisa Manfaatkan Peluang Tarik Investor


Senin, 09 Desember 2024 / 14:14 WIB
Korea Hingga Suriah Memanas, Indonesia Bisa Manfaatkan Peluang Tarik Investor
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti situasi global yang sedang tidak stabil dan mengajak Indonesia untuk memanfaatkan peluang emas di tengah tantangan tersebut.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti situasi global yang sedang tidak stabil dan mengajak Indonesia untuk memanfaatkan peluang emas di tengah tantangan tersebut.

Ia menyebut, stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi ASEAN, termasuk Indonesia harus dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak investasi, terutama di sektor manufaktur dan hilirisasi.

"Baru beberapa hari yang lalu, kita mengalami situasi di Korea, pemerintah ingin memberlakukan darurat militer. Dan tadi malam, kita melihat Presiden Assad dari Suriah meninggalkan istananya. Jadi saya kira suhunya sedang tinggi,"  ujar Airlangga dalam acara Indonesia SEZ Business Forum 2024 di Jakarta, Senin (9/12).

Baca Juga: Airlangga Sebut Tiga Proyek KEK Minim Investasi

Nah, ASEAN, sebagai salah satu kawasan yang damai dan stabil secara politik, dan terus tumbuh dalam dua dekade terakhir. "Maka kita harus mengambil peluang emas," imbuhnya.

Menurutnya, Indonesia masih memiliki keunggulan, termasuk upah minimum Indonesia yang masih kompetitif dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Thailand. 

Airlangga mendorong pelaku usaha untuk bekerja lebih keras dalam mencapai target rantai nilai industri di Indonesia.

"Program yang ingin dilakukan Indonesia adalah nilai tambah sektor manufaktur. Arahan presiden (Prabowo Subianto) bahwa 36 sektor harus ditingkatkan dan dikembangkan," terang Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×