kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.753   42,00   0,27%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Konvensi Capres Demokrat berlanjut, apa dampaknya?


Rabu, 16 April 2014 / 14:50 WIB
Konvensi Capres Demokrat berlanjut, apa dampaknya?
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Keputusan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk melanjutkan konvensi Calon Presiden dari Demokrat mengejutkan banyak pihak.

Tak terkecuali, keputusan SBY itu juga mengejutkan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Eep Saefulloh Fatah. Karena itu, Eep angkat suara untuk menilai keputusan tersebut.

Menurut Eep, jika partai berlambang bintang mercy itu tetap melanjutkan konvensi capres, maka Demokrat akan mengalami tiga antiklimaks elektoral.

Pertama, dengan melanjutkan konvensi, Demokrat akan mengalami antiklimaks elektoral, yaitu suara Partai Demokrat akan berkurang menjadi sekitar 11,4%.

“Artinya, perolehan suara ini jauh di bawah yang diperoleh pada Pemilu periode lalu,” kata Eep di Jakarta, Rabu (16/4).

Maka, dengan postur elektoral seperti itu, Eep memandang akan ada potensi kesulitan yang besar bagi Demokrat untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

Kedua, adalah antiklimaks media. Eep beranggapan, konvensi Demokrat sesungguhnya dijadikan magnet pemberitaan bagi media massa.

Eep mengasumsikan, konvensi ini diperkirakan bisa membawa nilai terhadap pemberitaan yang positif bagi Demokrat.

"Karena pada saat yang bersamaan ada asupan negatif bagi partai Demokrat akibat kasus Hambalang dan SKK Migas. Antiklimaks kedua ini yang saya nilai sangat berpengaruh pada hasil perolehan partai di pileg," ujar Eep.

Ketiga, dari segi tokoh yang ada di konvensi Demokrat pun belum bisa dinilai cukup kuat mengajukan diri sebagai capres menurut banyak hasil survei. Terkecuali, ada strategi lain yang hendak dilakukan oleh Demokrat.

Maka dari itu, Eep menawarkan, ada baiknya jika Partai Demokrat menurunkan ekspektasi mereka akan konstelasi politik saat ini.

"Mereka mulai mencoba berubah dari yang awalnya menawarkan kandidat capres dan cawapres, bisa salah satunya saja. Calon presiden saja, atau calon wakil presiden saja," imbuhnya.

Eep melihat, upaya melanjutkan konvensi memang menjadi satu-satunya langkah terbaik, sekalipun ekspektasi mereka melalui konvensi tidak terwujud.

Hal itu mengingat, jika Demokrat menghentikan konvensi capres, justru akan menimbulkan antiklimaks yang keempat.

"Posisi Demokrat saat ini memang sudah terlanjur tidak nyaman," tutup Eep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×