Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 diperkirakan tembus 5% yoy. Menurut hitungan Bank Permata, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini akan sekitar 5,04% yoy.
“Perekonomian akan ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan net ekspor,” tutur Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Jumat (6/5).
Josua memerinci, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 4,62% yoy atau lebih tinggi dari pertumbuhan 3,55% yoy pada kuartal sebelumnya. Ini didukung kinerja sejumlah indikator dini yang menunjukkan kondisi solid.
Sebut saja Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada akhir kuartal I-2022 tercatat sebesar 114,6. Meski menurun dari 116,7 pada akhir kuartal IV-2021, tetapi keyakinan konsumen masih ada di zona optimistis atau indeks di atas 100.
Baca Juga: DRI: Kenaikan Tarif PPN dan Harga Pertamax Picu Inflasi Lebih Tinggi Saat Ramadan
Dari sisi penjualan eceran, pada akhir kuartal I-2022 terpantau tumbuh 8,6% yoy. Kemudian pertumbuhan uang beredar dalam arti besar (M2) juga tercatat tumbuh 13,3% yoy, meski memang tak setinggi 14,0% yoy pada akhir kuartal IV-2021.
Tingkat inflasi secara fundamental yang dilambangkan dengan inflasi inti juga menunjukkan tren peningkatan. Inflasi inti per akhir kuartal I-2022 tercatat 2,37% yoy atau lebih tinggi dari 1,56% yoy pada kuartal sebelumnya. Peningkatan inflasi inti ini mengindikasikan peningkatan permintaan.
Pun dari sisi mobilitas, ada peningkatan pergerakan masyarakat dibandingkan periode-periode sebelumnya yang menunjukkan bahwa belanja atau konsumsi masyarakat cenderung meningkat seiring dengan pengendalian kasus Covid-19.
Sumber pertumbuhan ekonomi lainnya adalah PMTB atau investasi yang diperkirakan tumbuh 5,93% yoy, atau lebih tinggi dari 4,49% yoy pada kuartal sebelumnya. Peningkatan investasi terindikasi dari beberapa indikator dini investasi.
Baca Juga: Meski Sempat Ada Omicron, DRI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Bisa Tembus 5%
Seperti impor barang modal yang secara kumulatif tercatat tumbuh 30,7% yoy pada kuartal I-2022, atau lebih tinggi dari 26,6% yoy pada kuartal sebelumnya. Kemudian penjualan semen tercatat tumbuh 15,2% yoy atau lebih tinggi dari 3,3% yoy pada kuartal IV-2021 dan ini menunjukkan investasi bangunan yang tetap solid.
Penjualan alat berat bahkan mencatat pertumbuhan signifikan, yaitu hingga 148,8% yoy. Ini mengindikasikan investasi non bangunan yang meningkat, sejlan dengan peningkatan kapasitas produksi, terutama sektor pertambangan yang merespon kenaikan harga komoditas global.
Net ekspor juga diperkirakan menopang pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022, di mana kinerja ekspor secara kumulatif tercatat tubuh 35,9% yoy, sedangkan impor tercatat tumbuh 26% yoy.
Sebaliknya, konsumsi pemerintah pada awal tahun ini diperkirakan cenderung melambat, dengan laju pertumbuhan 1,52% yoy. Padahal, pada kuartal sebelumnya konsumsi pemerintah bisa tumbuh 5,25% yoy.
Perlambatan laju konsumsi pemerintah terindikasi dari penurunan penyerapan belanja pemerintah pusat sepanjang kuartal I-2022 sebesar 10,3% yoy.
Pos yang mengalami penurunan cukup signifikan antara lain belanja modal yang turun 45,3% yoy serta belanja barang yang turun 33,1% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News