Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Potensi subsidi energi bakal jebol tahun ini semakin besar. Di awal tahun 2013 saja, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terus meningkat. Pemerintah berharap langkah pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bisa efektif.
Data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Miigas) menyebut, konsumsi premium sepanjang Januari 2013 mencapai 2,39 juta kiloliter (kl) dan konsumsi solar mencapai 1,27 juta kl.
Konsumsi dua jenis BBM bersubsidi ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Konsumsi premium, misalnya, naik 7,56% dari Januari 2012 yang sebesar 2,22 juta kl. Begitu pula konsumsi solar naik 5,25% dari Januari 2012 yang sebesar 1,20 juta kl.
Direktur BBM BPH Migas, Djoko Siswanto bilang, konsumsi BBM bersubsidi, terutama solar, sudah melebihi kuota. Pasalnya, mobil barang yang mengangkut hasil pertambangan, perkebunan, dan kehutanan masih boleh meminum BBM bersubsidi itu. "Pembatasan solar subsidi baru berlaku pada 1 Februari 2013," kata Djoko.
Pembatasan ini juga berlaku bagi kendaraan dinas, BUMN, serta BUMD di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Bila aturan ini berjalan maksimal, konsumsi BBM selama Februari ini dipastikan turun. Selain itu, jumlah hari di Februari juga lebih sedikit dibanding Januari, yakni hanya 28 hari.
Namun, Djoko mengingatkan, bila program pembatasan ini tidak berjalan maksimal, risiko konsumsi BBM subsidi melonjak di depan mata. "Kalau program tidak jalan, pasti melampaui kuota," ujarnya.
Sebagai informasi, tahun ini, pemerintah menetapkan kuota BBM bersubsidi dalam APBN 2013 sebanyak 46,01 juta kl. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk subsidi energi sebesar Rp 274,7 triliun. Rinciannya, subsidi BBM, LPG, dan bahan bakar nabati (BBN) sebesar Rp 193,8 triliun dan anggaran subsidi listrik Rp 80,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News