Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Terjaganya stabilitas ekonomi tak lantas membuat Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebijakan moneternya kembali bulan ini. Hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulan ini, otoritas moneter memutuskan mempertahankan BI rate sebesar 6,5% dengan suku bunga deposit facility sebesar 4,5% dan lending facility sebesar 7%.
BI juga memutuskan BI 7-day reverse repo rate tetap sebesar 5,25% sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016. Dengan demikian, struktur suku bunga atau term structure operasi moneter BI, yaitu tujuh hari dua minggu 5,45%, satu bulan 5,7%, tiga bulan 6,1%, enam bulan 6,3%, sembilan bulan 6,4% dan 12 bulan 6,5%.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, Dewan Gubernur BI memandang bahwa stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 4% plus minus 1%, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil, bahkan cenderung menguat.
Inflasi pada Juni 2016 tercatat sebesar 0,66% atau 3,45% year on year (YoY), relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadan dalam empat tahun terakhir. Sementara perbaikan defisit transaksi berjalan membaik yang didorong oleh surplus neraca perdagangan kuartal kedua 2016 sebesar US$ 1,94 miliar, lebih tinggi dari surplus kuartal sebelumnya.
Kurs rupiah menguat pada Juni 2016 terutama dipengaruhi oleh meredanya ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed, terbatasnya dampak Brexit, dan meningkatnya sentimen positif atas pengesahan UU Pengampunan Pajak.
Secara point to point, rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,4% ke Rp 13.213 per dolar AS pada bulan Juni 2016 dibanding bulan sebelumnya. Sementara aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia hingga Juni 2016 telah mencapai US$ 7,3 miliar, lebih tinggi dari aliran masuk modal asing untuk keseluruhan tahun 2015 yang sebesar US$ 5,1 miliar.
BI juga memandang, transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga juga menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Suku bunga deposito year to date sampai Jun 2016 turun 80 basis points (bps), 80% dari penurunan BI rate year to date 100 bps dan suku bunga kredit turun 45 bps, 45% dari penurunan BI rate. Walaupun transmisi kreditnya relatif terbatas dengan pertumbuhan kredit Mei 2016 sebesar 8,3%.
Namun lanjut Juda, Dewan Gubernur memandang bank juga belum sepenuhnya melakukan penyesuaian, dimana dimana penurunan suku bunga kredit dan deposito belum sesuai dengan penurunan BI rate. Dewan gubernur melihat, bank masih memerlukan waktu untuk melakukan penyesuaian.
"Sehingga kami lihat stance yang sekarang masih memadai untuk mendorong momentum perekonomian," kata Juda, Kamis (21/7).
Juda menyatakan, ke depan pihaknya masih melihat ruang pelonggaran moneter masih ada. Namun pihaknya akan mencermati dan melakukan asesmen baik dari sisi stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News