Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Juli 2016, Kamis (21/7) besok. Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memproyeksi, BI masih memiliki ruang untuk melakukan pelonggaran. BI pun diproyeksi akan memangkas kembali suku bunganya.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, bulan ini menjadi kesempatan yang paling pas bagi BI untuk melakukan memangkas kembali BI rate. Apalagi, besok menjadi RDG terakhir untuk memutuskan BI rate lantaran mulai Agustus, suku bunga acuan BI berganti menjadi BI seven day reverse repo rate.
Lebih lanjut menurut Lana, kondisi eksternal mendukung pemangkasan tersebut. Pertama, karena Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunganya pada akhir Juli ini. Kedua, adanya likuditas yang masuk ke pasar modal yang membuat nilai tukar rupiah menguat stabil.
Tak hanya itu, kondisi domestik saat ini juga mendungkung pemangkasan BI rate. Pertama, karena perkiraan pertumbuhan ekonomi yang melambat pasca lebaran sehingga perlu dukungan moneter, khususnya agar sektor swasta tumbuh.
Kedua, karena adanya potensi kekurangan likuditas perbankan karena adanya kebijakan Tax Amnesty, khususnya terkait deklarasi aset yang menyebabkan perpindahan uang masyarakat ke rekening pemerintah dari pembayaran uang tebusan.
"Sehingga jika BI rate diturunkan maka bisa jadi tambahan likuditas. Di sisi lain penurunan itu bisa mendorong ekonomi dalam negeri. BI masih memiliki ruang menurunkan 50 basis points (bps) menjadi 6%," kata Lana kepada KONTAN, Rabu (20/7).
Tak hanya BI rate, Lana juga memperkirakan suku bunga acuan yang baru juga berpeluang mengalami penurunan menjadi 5% dari sebelumnya 5,25%. Bahkan, hingga akhir tahun Lana melihat masih ada ruang penurunan BI seven day reverse repo rate ke arah 4,75%.
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memproyeksi otoritas moneter akan memangkas BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Andry juga memperkirakan, ruang pelonggaran terbuka mengingat fundamental ekonomi cukup baik, sementara pertumbuhan belum kencang.
Ekonom CIMB Niaga Winang Budoyo juga memproyeksikan BI memangkas suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Dengan penurunan tersebut, tingkat bunga lainnya juga akan mengalami penurunan, yaitu deposit facility rate menjadi 4,25% dari sebelumnya 4,5%, lending facility rate menjadi 6,75% dari sebelumnya 7%, dan BI seven day reverse repo rate menjadi 5% dari sebelumnya 5,25%.
Ekonom BCA David Sumual juga berpendapat, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps. Namun demikian menurut David, BI akan menahan suku bunganya bulan ini lantaran masih ingin melihat efektivitas pelonggaran yang dilakukan sebelum-sebelumnya.
"Mungkin bulan ini bukan penurunan BI rate, bisa jadi yang lain seperti giro wajib minimun (GWM)," kata David.
Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi juga memproyeki, bulan ini BI akan menahan BI rate di level 6,5%. Menurutnya, BI akan fokus pada transmisi kebijakan moneternya lantaran bank masih lambat menyesuaikan suku bunganya.
Gundy melihat, suku bunga kredit rata-rata dan suku bunga deposito hanya turun sekitar 40-50 bps selama 12 bulan. Hal ini juga yang menyebabkan pertumbuhan kredit masih melambat.
Gundy juga memproyeksi, BI rate akan dipertahankan lantaran suku bunga acuan yang baru akan berlaku mulai Agustus mendatang. Selain itu, BI juga akan memperkenalkan langkah-langkah baru untuk memperdalam pasar keuangan domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News