Reporter: Yudho Winarto |
JAKARTA. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menyebut kompleks Istana Kepresidenan terancam banjir. Ini menyusul volume air pintu air Manggarai yang sudah di atas rata-rata.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, menjelaskan Kepala BNPB Syamsul Maarif telah melaporkan status volume air di pintu Manggarai kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden memberikan arahan supaya pintu air Manggarai dibuka dan air alihkan ke Sungai Ciliwung Lama. "Dengan demikian, Istana kemungkinan akan terkena banjir," katanya, Kamis (17/1).
Menurut Sutopo, SBY tidak keberatan jika kompleks Istana akan tergenang banjir seperti yang terjadi tahun 2007. "Menurut presiden, tidak masalah Istana tergenang yang penting banjir tidak meluas," katanya.
Selain itu, Presiden memerintah upaya penanganan bencana banjir secepatnya. Tentunya di tingkat nasional di bawah koordinasi BNPB.
Sutopo menuturkan banjir masih akan mengancam Jakarta dalam beberapa waktu ke depan. Mengingat masa awan yang cukup besar.
Sebagai informasi, hujan yang terus mengguyur Jakarta berakibat meningkatnya volume air di sungai-sungai. Bahkan, kemungkinan besar banjir kanal barat pun tidak mampu lagi menampung volume air lagi.
Berikut tinggi muka air dan status sungai lain pada Kamis, Pukul.07.30 WIB:
Angke Hulu 115cm G (siaga IV);
Pesanggrahan 115cm G (siaga IV);
Krukut Hulu 140cm G (siaga IV);
Katulampa 100cm G (siaga III)
Depok 225cm H (siaga III);
Manggarai 970cm H (siaga I);
Cipinang Hulu 130cm H (siaga IV);
Sunter Hulu 80cm H (siaga IV);
Karet 720cm H (siaga 1);
Pulogadung 595cm H (siaga III);
Pasar Ikan 175cm H (siaga III)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News