kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komisi VIII DPR ngotot kunjungi Australia di masa liburan


Selasa, 26 April 2011 / 23:05 WIB
ILUSTRASI. Ilustrasi 4 Saran Warren Buffett tentang investasi bagi para investor pemula. May 6, 2018. REUTERS/Rick Wilking/File Photo


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Wakil Ketua DPR RI yang membawahi Bidang Kesra, Taufik Kurniawan, menyatakan jika Kunjungan Kerja Komisi VIII ke Australia tidak harus mengunjungi parlemen Australia.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua Delegasi kunjungan kerja Komisi VIII ke Australia Abdul Kadir Karding agar mengundurkan jadwal Kunjungan Kerja yang dilaksanakan hari Rabu, (26/4) sampai hari Senin(2/5). Hal tersebut dilakukan PPI Australia karena Parlemen Australia serta Parlemen Negara Bagian NSW dan Victoria tengah libur Paskah.

"Kunjungan kerja itu tidak serta merta harus mengunjungi parlemen. Bisa saja on the spot ke kementeriannya. Kunjungan kerja itu tidak harus tertuju ke parlemen," ujar Taufik ketika dihubungi wartawan, Selasa sore (26/4).

Tapi, Taufik pun menegaskan jika dirinya akan melakukan cek kembali agenda utama kunjungan kerja Komisi VIII. "Akan di cek kembali apakah dalam agenda utamanya ke Australia ada kunjungan kerja ke parlemen di sana," imbuhnya.

Sekjen PAN itu pun mengungkap mereka sudah mempertimbangkan dengan panjang tempat tujuan yang akan dituju Komisi VIII ini. Sebelumnya telah melalui rapat internal komisi, kemudian dikomunikasikan juga dengan Duta Besar negara tujuan tentang rencana kunjungan kerja Komisi VIII tersebut. "Menghubungi staf kedutaan di Australia dan tempat-tempat tujuan itu juga disesuaikan dengan waktu dan tujuan kunjungan," tegasnya.

PPI Australia melihat kunjungan Komisi VIII ini sebenarnya lebih condong sebagai kunjungan wisata karena ada beberapa anggota dewan yang membawa istri dan anaknya ke negara tersebut. “Itu dikembalikan kepada kebijakan fraksi di DPR RI,” tutur Taufik.

Lagi pula menurutnya, misalkan ada anggota yang bawa keluarga, biasanya dengan biaya sendiri. "Tiket ditanggung sendiri, tapi diharapkan sih tidak membawa keluarga karena akan cukup mengganggu proses kunjungan dan persiapan-persiapan. Tetapi kita kembalikan ke kebijakan fraksi," tambahnya.

Namun ia menegaskan Fraksi PAN sendiri tidak memperbolehkan anggota PAN mengajak keluarga dalam Kunjungan Kerjanya. "Itu arahan Ketua Umum. Walaupun itu tidak dari APBN. Tapi akan mengganggu optimalisasi dan sedikit banyak membebani tugas staf kedutaan. Yang jelas, saya pastikan keluarga tidak dibiayai DPR," kata Taufik.

Tapi Taufik mengaku akan mengecek mengenai kabar salah satu rombongan Komisi VIII yang membawa keluarga adalah Abdul Razaq Rais, yang juga merupakan Politisi dari PAN. "Apakah hanya kebetulan karena memang ada anaknya yang kuliah di luar negeri atau apa," tutupnya.

Sekadar informasi, dari Senin lalu (26/4) para wartawan kesulitan menghubungi Komisi VIII guna mengonfirmasi perjalanan Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI. Mendadak saja telepon para wakil rakyat ini tidak diangkat, diputus tiba-tiba saat konfirmasi, atau no handphone para anggota Komisi VIII yang dituju tidak aktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×