Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim berhasil membawa Indonesia sebagai negara yang diakui oleh dunia sebagai negara terdepan dalam program pengelolaan perikananan dengan pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM).
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja mengatakan, untuk mendukung pengelolaan berbasis EAFM, KKP secara aktif memfasilitasi penyusunan Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) EAFM. "Dengan Diterapkannya EAFM pada praktik perikanan, Indonesia dapat meningkatkan produksi perikanan dan memperkuat daya saing produk hasil perikanan tangkap di pasar internasional," katanya dalam siaran persnya, Jumat (5/9).
Seiring dengan pertambahan penduduk Indonesia yang diproyeksikan mencapai 305 juta jiwa pada 2035 nanti, kebutuhan sumber daya pangan dan energi akan meningkat hingga 40%-70%. Oleh sebab itu, sektor kelautan dan perikanan menjadi garda terdepan bagi ketahanan dan kemandirian pangan Indonesia.
Isu ketahanan pangan tidak mesti bersumber dari darat. Banyak sumber pangan dari laut yang belum dioptimalkan. Bahkan diperkirakan potensi ekonomi sektor perikanan di tahun 2014 sektor kelautan mencapai Rp 337 triliun.
Dibandingkan 10 tahun lalu, nilai aktivitas ekonomi perikanan masih di bawah Rp 50 triliun dengan kenaikan rata-rata Rp 4,4 triliun per tahun hingga Rp 7,4 triliun per tahun. Sementara itu, jika berkaca pada tahun 2013 nilai perdagangan sektor kelautan dan perikanan tercatat sebesar US$ 4,19 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News