CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Kinerja manufaktur kuartal 2 ke posisi terendah


Selasa, 01 Agustus 2017 / 15:29 WIB
Kinerja manufaktur kuartal 2 ke posisi terendah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri manufaktur selama kuartal kedua tahun ini tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal pertama lalu. Bahkan, industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) mengalami perlambatan terparah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan IMK kuartal kedua tahun ini hanya 2,5% year on year (YoY). Angka itu jauh lebih lambat dibanding kuartal pertama yang sebesar 6,63% YoY.

Bahkan, pertumbuhan kuartal kedua menjadi pertumbuhan terendah dibanding kuartal-kuartal berikutnya. Berdasarkan data sejak kuartal pertama 2015, pertumbuhan industri ini paling rendah hanya sekitar 4% YoY.

BPS juga mencatat, IMK yang berkontribusi terbesar yaitu industri makanan sebesar 32%, tumbuh 5,82% YoY. IMK dengan kontribusi terbesar kedua, yaitu pakaian jadi sebesar 11,4%, tumbuh cukup baik sebesar 8,82% YoY.

Tak hanya itu, disparitas kinerja IMK antar provinsi juga masih tinggi. Provinsi dengan pertumbuhan IMK tertinggi yakni Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Sementara IMK yang mencatatkan penurunan yakni Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

Kepala BPS Suhariyanto mengakui bahwa pertumbuhan IMK yang sangat rendah tersebut tidak biasa terjadi. Ia menduga, pelemahan itu terjadi lantaran banyaknya kendala. Utamanya, dari sisi pemasaran.

"Banyak IMK yang bisa produksi bagus tetapi pemasaran terbatas," kata Suhariyanto, Selasa (1/8).

Kendala lainnya, yaitu masalah permodalan untuk mengembangkan usaha. Tak hanya itu, sumber daya manusia juga termasuk kendala bagi IMK. "Biasnya mereka sudah bagus tapi misalnya furniture, desainnya perlu dibantu untuk desain," tambah dia.

Tak hanya itu, Suhariyanto menyatakan bahwa pertumbuhan IMK yang rendah tersebut juga tidak biasa. Sebab, "IMK biasanya lebih tinggi (dibanding industri manufaktur besar dan sedang," jelasnya.

Sementara di kuartal kedua 2017, pertumbuhan industri manufaktur sedang dan besar (ISB) mencapai 4% YoY. Namun tetap saja, pertumbuhan itu melambat dibanding kuartal pertama 2017 yang sebesar 4,46% YoY.

Pihaknya juga mencatat, ISB yang berkontribusi terbesar, yaitu industri makanan sebesar 27% tumbuh cukup baik 7,04% YoY. ISB yang berkontribusi terbesar kedua, yaitu industri bahan kimia sebesar 16%, tumbuh 8,98% YoY. Industri kendaraan bermotor dengan kontribusi 7%, turun 3,85% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×