kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kinerja industri manufaktur merosot, ini dampaknya pada pertumbuhan ekonomi


Rabu, 02 Oktober 2019 / 17:05 WIB
Kinerja industri manufaktur merosot, ini dampaknya pada pertumbuhan ekonomi
ILUSTRASI. Kinerja industri manufaktur merosot, ini dampaknya pada pertumbuhan ekonomi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi manufaktur Indonesia terus menurun pada bulan September 2019, meski pada bulan tersebut Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya.

Lalu, dengan kondisi manufaktur yang lemah, apakah akan ada dampak terhadap pertumbuhan ekonomi?

Baca Juga: Wisman negeri jiran masih sumbang kunjungan terbanyak pada Agustus 2019

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, angka tersebut hanya merupakan indikator yang tidak bisa langsung diterjemahkan efek langsungnya terhadap pertumbuhan Indonesia.

Darmin lebih menyoroti kepada capaian bulan September 2019 yang menunjukkan kenaikan tipis. Menurutnya, ini bisa dilihat sebagai kabar gembira.

"Berarti indeks industri lumayan baik. Meski rata-rata di kuartal III kurang baik, tetapi peningkatan pada bulan September ini menunjukkan sinyal positif dalam situasi ekonomi dunia yang melambat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10) di Jakarta.

Berbeda dengan Darmin, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menganggap lemahnya industri manufaktur bisa berimbas kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dengan pertimbangan kontribusi manufaktur terhadap PDB yang sebesar 20%.

Baca Juga: Tekanan risiko utang korporasi meningkat, ekonom ini jelaskan alasannya

Melihat hal ini, Bhima melihat adanya potensi penurunan pertumbuhan ekonomi, bahkan bisa menekan potensi pertumbuhan menjadi di bawah 5%.

"Hal ini karena luasnya imbas kelesuan manufaktur. Bisa ke sektor lain, seperti retail, logistik, pergudangan, dan transportasi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×