Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Hasil survei konsumen oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan indeks keyakinan konsumen (IKK) Maret 2017 naik 4,4 poin dibanding bulan sebelumnya menjadi 121,5. Bahkan indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan lalu menjadi IKK tertinggi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Dengan demikian, selama kuartal pertama tahun ini, rata-rata IKK tercatat sebesar 118. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata IKK kuartal keempat 2016 yang sebesar 116 dan rata-rata IKK kuartal pertama tahun 2016 yang sebesar 110,8.
Meski rata-rata IKK kuartal pertama tahun ini naik, Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih memperkirakan konsumsi rumah tangga di tiga bulan pertama tahun ini belum cukup kuat. Hal tersebut kata dia, terkonfirmasi oleh sejumlah data konsumsi.
Pertama, penjualan Ramayana yang turun menunjukkan konsumsi masyarakat kelas menengah bawah melambat. Meski penjualan Ace Hardware membaik yang menunjukkan konsumsi masyarakat kelas menengah atas juga membaik.
Kedua, penjualan ritel di kuartal pertama 2017 turun 0,25% dibanding kuartal pertama 2016. Ketiga, survei penjualan ritel yang dilakukan BI juga menunjukkan pertumbuhan yang lambat di Januari 2017 dan stagnan di Februari 2017.
Keempat, penerimaan cukai yang didominasi oleh penerimaan cukai rokok masih turun 12,28% year on year (YoY). "Data-data konsumsi yang menujukkan perlambatan itu ditambah dengan pemerintah yang tidak spending besar. Saldo pemerintah di BI naik 56,6%," kata Lana kepada KONTAN, Kamis (6/4).
Ia memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal pertama tahun ini hanya mencapai 4,87% YoY, melambat dibanding kuartal pertama dan kuartal keempat 2016 yang masing-masing sebesar 4,94% YoY dan 5,01% YoY.
Dengan melemahnya konsumsi rumah tangga ditambah dengan belanja pemerintah yang belum besar, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini juga akan melambat menjadi 4,92% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News