Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, pada Jumat (3/1) bertemu dengan peneliti dari Universitas Osaka Jepang, Dr Testu Konichi. Dalam pertemuan tersebut Testu Konichi berharap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bila hal ini tercapai, maka perusahaan skala UMKM bisa naik kelas dan memiliki mendapatkan tambahan modal dari pasar modal.
"Penelitian saya mengenai pengawasan keuangan di Indonesia. Efektivitas pengawasan keuangan di Indonesia, khususnya di pasar modal," kata Dr Testu Konichi, usai bertemu Menkop dan UKM Teten Masduki dalam siaran pers, Jumat (3/11).
Baca Juga: UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja memberi kewenangan ke presiden cabut perda
Pasar modal dipandang Testu Konichi akan bisa berdampak besar dalam mengangkat ekspor produk UKM Indonesia di kancah Internasional. Selain itu, dengan go public maka produk produk andalan UMKM bisa lebih mudah dan diketahui oleh pasar luar negeri.
"Tadi ada diskusi mengenai UMKM di Indonesia. Banyak produk UMKM Indonesia yang berorientasi ekspor ke luar negeri. Seharusnya dapat fokus ke pasar modal karena lebih transparan. UKM harus bisa masuk pasar modal," jelasnya.
Testu menegaskan, masuknya UMKM di pasar modal akan mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Bahkan sektor UKM akan berkembang pesat dengan banyaknya produk yang berorientasi ekspor.
"Pasar modal sebagai suatu alat keuangan. Jika UKM bisa masuk, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan UKM bisa berkembang," imbuhnya.
Peneliti dan Ekonom INDEF, Media Wahyudi Askar menjelaskan, ketimpangan ekonomi yang luar biasa akan tertolong dengan pondasi kuat UMKM.
Baca Juga: Begini upaya OJK tingkatkan peran pasar modal bagi pembangunan
"Saat ini terjadi ketimpangan ekonomi yang luar biasa. Pondasi utamanya adalah UMKM. Upayakan ke depan melakukan percepatan dan fokus lebih baik untuk pengembangan ekonomi rakyat ke depan," tegas Media.
Menurutnya, perlu upaya menyeluruh dan melibatkan seluruh stakeholder dalam mewujudkan UMKM yang maju. Dimana industri yang paling kuat akibat ketidakpastian ekonomi global adalah ekonomi kecil dan menengah.
"Bagaimana pembiayaan kredit ke depan. Libatkan seluruh stakeholder, pakar dan pelaku ekonomi di Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Berbagai tarif naik tahun ini, Kemenkeu siapkan segambreng instrumen fiskal
Peneliti dan Ekonom INDEF tersebut menilai diluar program Kemenkop dan UKM yang ada saat ini sudah cukup baik, juga dibutuhkan untuk lebih fokus dalam UMKM menjadi poin utama dalam diskusi publik dan pakar kebijakan.
INDEF juga mengusulkan agar Kemenkop dan UKM memperkuat riset tentang ekonomi usaha rakyat, action riset, efektifkan kebijakan berdasar data riset dan action di lapangan. "Harus dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur. Bukan hanya pemerintah, lembaga internasional dan pelaku usaha UKM," mengakhiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News