Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Sekitar 150 orang pengusaha, investor dan kontraktor kelistrikan hadir memenuhi ruangan tengah Istana Negara.
Kedatangan mereka dipimpin oleh Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) duduk dihadapan mereka didampingi oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja.
Sehingga suasana pertemuan itu seperti antara pedagang dan pembeli, saling berhadap-hadapan.
Memang, benar saja dalam kesempatan itu Jokowi memposisikan diri sebagai "pembeli".
Seperti halnya pembeli yang bertemu penjual di pasar, Jokowi langsung menawar setiap perjanjian yang dinilainya kurang menguntungkan.
Ia bertanya kepada masing-masing investor setiap proyek yang akan mereka kerjakan, termasuk masalah waktu penyelesaian.
Sebagian besar pengusaha itu menjanjikan selesai 2019, namun ada yang bilang baru selesai tahun 2020.
Dinilai terlalu lama, Jokowi tak segan-segan meminta investor dan kontraktoir untuk mempercepat pengerjaan.
"Bisa lebih cepat? kalau kerja siang malam kan bisa, kalau lebih dari tahun 2020 tidak boleh duduk," kata Jokowi, Selasa (22/12) di Istana Negara, Jakarta.
Setelah diminta mempercepat pengerjaannya, sebagian besar investor luluh dan berjanji akan mempercepat.
Setiap janji yang disampaikan para kontraktor langsung dicatat Jokowi.
Misalnya, ketika Jokowi mendapatkan jawaban dari kontraktor proyek listrik di Sulawesi Selatan, Erwin Aksa.
Erwin mengatakan, akan mempercepat pengerjaan proyek listrik sebesar 2X2000 MW hingga diperkirakan selesai tahun 2017.
"Saya catat janji-janjinya, nanti akan saya tagih," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News