kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ketika Dahlan bersemangat umumkan penurunan elpiji


Senin, 06 Januari 2014 / 15:42 WIB
Ketika Dahlan bersemangat umumkan penurunan elpiji
ILUSTRASI. Soda adalah salah satu minuman yang dilarang bagi penderita penyakit jantung


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri BUMN, Dahlan Iskan terlihat bersemangat saat menyampaikan penurunan harga epliji kemasan 12 kilogram dari Rp 3959 per kilogram menjadi Rp 1000 per kilogram tanpa berbasa-basi. Hal itu dilakukan Dahlan saat menggelar konferensi pers bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Pengumuman turunnya harga elpiji secara teknis dan wewenang harusnya menjadi milik Pertamina. Tetapi, saat itu Menteri BUMN, Dahlan Iskan terlihat bersemangat.

Saat konferensi pers Ketua BPK Hadi Purnomo memulai dengan keterangan audit BPK dan kerugian Pertamina sehingga harus menaikkan harga kemasan 12 kilogram. Dia juga menjelaskan mekanisme pengambilan keputusan harga di Pertamina.

Saat membuka sesi tanya jawab, awak media kemudian menanyakan apakah harga dinaikkan atau tidak. Hadi kemudian menjawab tidak tahu.

"Semua kebijakan ada di Pertamina,"ujar dia.

Hal serupa juga dilakukan Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga tidak bisa memberikan jawaban. Menurutnya, hari ini sedang dilangsungkan rapat kabinet terbatas untuk mendengarkan masukan dan evaluasi suara-suara mayoritas.

"Olah karena itu 1 x 24 jam kita dengar apa keputusa Pertamina. Saya tidak bisa berspekulasi," ujar Hatta.

Saat giliran Dahlan tiba, bekas Dirut PLN itu langsung menyampaikan kenaikan elpiji 12 kilogram hanya seribu rupiah saja.

"Saya langsung saja. Pemegang saham memutuskan rapat kenaikan yang tiga ribu lima ratus dianggap terlalu tingi. Kenaikannnya seribu rupiah saja," kata Dahlan.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada Minggu(5/1/2014) mengaku tidak mengetahui rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram. Akan tetapi, menurut Hatta, Pertamina telah memberitahukan soal rencana itu kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Dahlan kata Hatta paling mengetahui rencana kenaikan harga elpiji.

Pertamina itu bersifat pemberitahuan (ke pemerintah). Pak Wacik baru terima suratnya tanggal 2 Januari. Tapi itu (keputusan menaikkan Elpiji) kan melalui RUPS, artinya BUMN sudah tahu," ujar Hatta sebelum rapat terbatas di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma kemarin.

Saat jumpa pers di tempat yang sama, Menteri BUMN Dahlan Iskan juga menyebut dirinya yang paling bersalah atas kenaikan harga elpiji. Dia pun menyerahkan sepenuhnya protes kenaikan harga elpiji kepada dirinya.

"Semua pokoknya salah saya. Sudah enggak apa-apa," ujar Dahlan.

Seperti diberitakan, harga gas elpiji 12 kilogram mengalami kenaikan pada 1 Januari ini. Di Jakarta, gas elpiji 12 kilogram yang sebelumnya seharga Rp 78.000 melonjak drastis menjadi Rp 138.000. Kenaikan mencapai 68 persen. Akibatnya, beberapa masyarakat beralih ke tabung gas elpiji 3 kilogram yang disubdisi pemerintah. Banyaknya masyarakat yang beralih ini membuat tabung gas elpiji 3 kilogram semakin sulit ditemukan di pasar.

Pertamina berdalih pihaknya terpaksa menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebagai akibat dari bisnis yang terus merugi. Untuk tahun 2013 saja, Pertamina mengklaim merugi sampai sekitar Rp 7 triliun. Kerugian ini ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang akhirnya ditindaklanjuti Pertamina dengan menaikan harga gas non-subsidi tersebut.

Di sisi lain, Pertamina mengungkapkan kondisi bahan baku elpiji di pasaran sudah mencapai Rp 10.700 per kilogram. Beban Pertamina semakin bertambah saat kurs dollar semakin menekan nilai tukar rupiah. (Eri Komar Sinaga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×